Rabu, 03 Desember 2014

Indonesia di mataku



Indonesia, sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau dan sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni. Dengan populasi sekitar  260 juta jiwa pada tahun 2013, menempatkan Indonesia pada posisi ke empat di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak. Negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945 ini tenyata bisa dibilang negara yang sangat beruntung. Ya, Indonesia adalah negara yg beruntung karena berada diantara garis khatulistiwa. Banyak sumber – sumber daya alam yg tertimpah ruah disini. Untuk bumbu dapur,  bisa. Untuk furniture, bisa. Untuk teknologi, juga bisa. Semua bisa di Indonesia.
Bukan  hanya sumber daya alamnya saja yang kaya, melainkan kebudayaan Indonesia pun sangat kaya. Bayangkan saja hanya Indonesia yg memiliki berpuluh – puluh bahkan sampai ratusan suku, adat istiadat di dunia. Belum lagi Indonesia memiliki 742 bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Batapa kayanya negeri kita ini, memiliki sumber alam dan kebudayaan yang sangat melimpah. Namun itu semua tidak seimbang dengan sumber daya manusia yang ada. Disadari atau tidak, sumber daya manusia yang ada di Indonesia sungguh memprihatinkan. Sebenarnya sumber daya manusia di Indonesia bisa sangat jauh lebih baik, jika pemerintah mampu memberikan kebijakan, pelatihan, juga kesempatan  bagi para sumber daya manusia yang ada agar bisa menyeimbangkan sumber daya alam tersebut. Kini terlihat jelas, pengangguran di Indonesia cukup banyak, yang pada akhirnya memicu lahirnya tindakan kriminalitas, premanitas dan sebagainya.
Menela’ah lebih jauh tentang Indonesia, hamparan alam yang luas dan membentang sepanjang Indonesia membuat bangsa lain terkadang iri dan ingin memilikinya, Seharusnya kita bisa mengolah semua yang tertanam di Indonesia , bukan malah meberikannya pada bangsa-bangsa penjajah. Apa keuntungan kita menyerahkan itu  semua? Indonesia terkenalkah ? Indonesia berubah menjadi negara majukah? Indonesia bisa melunasi hutang-hutangnyakah ?. Tidak semudah itu ! Indonesia memang terkenal karena sumber daya alamnya, tetapi Indonesia juga terkenal dengan kemudahannya memberikan sumber daya alam yang ada di dalam Tanah Airnya, sadarkah kita akan hal itu? Sebagai bukti, Indonesia membiarkan bangsa asing menguasai Papua yang terkenal dengan timah –timah dan batu baranya sampai detik ini. Bukan hanya timah ataupun batu bara yang mereka dapatkan, melainkan emas dan sumber – sumber daya alam yang lainpun mereka dapatkan dalam satu penggalian. Keuntungan yang diberikan bagi bangsa Indonesia dan penduduk asli Papua hanya sedikit, bahkan sangat jauh dari keuntungan mereka yang terus menerus menggali bahan-bahan alam yang ada. Licik memang, tapi itulah Bodohnya bangsa Indonesia. Masyarakat papua kini menjadi budak di Negerinya sendiri, penjadi penonton yang amat setia dan menjadi korban dampak penggalian tersebut. Hilang mutiara- mutiara hitam Papua.
Kata – kata Indonesia menjadi negara maju nampaknya masih sangat jauh, jika seluruh masyarakatnya masih egois dan tak mau bangkit dari keterpurukan yang ada. Ada sebuah statement yang mengatakan “Indonesia akan jauh lebih maju dari negara – negara maju sebelumnya beberapa dekade lagi, sebab hanya otak – otak warga Indonesialah yang masih sedikit digunakan untuk berfikir, tidak seperti bangsa lain”. Benarkah statement tersebut? Kiranya jika di amati secara rinci, yang menghambat perubahan ataupun majunya Indonesia hanyalah faktor kemalasan masyarakatnya itu sendiri, bukan hanya faktor eksternal saja.
Membahas tentang hutang piutang Indonesia pada Bank dunia, jelas kiranya masih jauh dari kata pelunasan. Untuk membayar bunganya pun dirasa masih belum cukup. Jika labanya pun masih jauh dari cukup lalu bagaimana dengan pokoknya ? masih sangat jauh.
Menginginkan Indonesia berubah nampaknya harus dimulai dari sistem pendidikannya. Mengapa harus pendidikannya? Karena jika pendidikannya sudah mulai tertata dengan benar maka sistem ekonomi maupun kesehatan pasti akan berubah searah dengan perubahan yang di lakukan di system Pendidikan. Bukan hanya ekonomi nampaknya yang akan berubah tapi sistem pemerintahan pun harus ikut berubah. Sistem pemerintahan harus benar – benar asli Indonesia tanpa adanya campur tangan bangsa lain. Pancasila yang di usung sebagai ideologi harus diterapkan sebagai mana mestinya, bukan hanya sebatas formalitas saja. Hukum pun harus ditegakan seadil – adilnya tanpa harus melihat siapa dia, dan apa jabatannya. Semua harus jelas dan bertumpu pada Undang -  Undang Republik Indonesia juga Pancasila, bukan dengan uang.
Berbicara hukum di Indonesia, akhir-akhir ini Indonesia sedang dilanda kasus Korupsi yang tak ada henti – hentinya dan tak berujung, juga kasus kekerasan pada anak, baik dari segi fisik dan segi psikis. Banggakah kita mendengar Indonesia masuk kedalam deretan kesebelas negara paling korup di dunia (Transparency International 2003). Bahkan menurut Global Corruption Report tahun 2004, mantan Presiden Indonesia Soeharto menjadi orang nomor satu CEO paling korup di dunia. Berapa banyak hak – hak warga masyarakat yang di makan oleh para koruptor tersebut? Seandainya saja uang – uang itu memang terpakai untuk keharusannya, mungkin Indonesia bisa lebih baik dari sekarang.  Selain itu kasus kekerasan pada anak yang terjadi akhir-akhir ini merupakan dampak dari berkurangnya moral maupun kasih sayang sesama manusia. Bukankah Indonesia terkenal dengan keramahannya, bukan karena kekerasannya? Dampak globalisasi dan modernisasipun salah satu pemicu kekerasan ini terjadi. Krisis moral mungkin lebih tepat dikatakan. Pemahaman mengenai agama berkurang dan imbasnya terjadilah hal seperti ini.
Dibalik kemirisan Indonesia, Indonesia memiliki berjuta – juta keindahan di dalamnya. Mulai dari pantai, laut, pulau, flora dan fauna. Indonesia memiliki dua binatang purba yang masih tetap hidup sampai sekarang walau kini keberadaanny sangat terancam, seperti Komodo yang ada di Pulau Lombok, juga Badak bercula satu yang berada di Ujung Kulon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar