Mata.... entah ada apa dengan mata
Selalu ada hal yang dirindukan dari sebuah mata
Bagaikan sebuh desahan angin di panasnya langkah
Pertama, aku melihat mata itu
Kedua, aku melihat mata itu kembali
dan ketiga, aku menyukai mata itu
Mata itu selalu terbayang dalam ingatan
Sesekali bahkan seringkali aku mencuri pandang ke mata itu
Tapi tunggu..,
jangan tatap aku seperti kau melihat sosok mistis yang selalu menjadi perbincangan orang-orang terdahulu..
Aku hanya senang dengan matamu
Mungkin sekali dua kali kau selalu memandangiku dengan risih
Tenang saja aku bukan virus yang menjijikan dan meresahkan manusia,
Aku hanya bingung mengungkapkan jika aku menyukai mata itu
Aku menemukan mata baru dalam sudut pandangku sendiri
Mungkin ini sudut pandang yang salah
Namun aku sudah terlanjut terbuai dengan mata itu
Aku tenggelam mengarungi binar indahnya matamu
Terdengar puitis atau mungkin so' puitis tapi aku bingung bagaimana menjelaskan ini
Kini mata itu sudah mendekat dengan diriku
Tapi tolong jangan tatap aku dengan pandangan seperti itu
Aku takut !
Aku risih !
Aku memang menyukai matamu tetapi aku tidak menyukai pandanganmu
Aku takut...
Aku takut jatuh terlalu dalam dalam tatapan itu
Aku takut menjadi semakin berdosa karena menyukai mata itu
Aku takut .... !!
Aku hanya ingin indah matamu itu yang selalu besinar menyambut hari dan menjalani hari
Mata yang selalu memberikan semangat untukku
dan mata yang ada untukku...
Kamu selalu bertanya mengapa aku menyukai mata itu,
dan ini adalah jawabanku....
"aku menyukai mata itu karna aku tahu mata adalah cerminan dari hati seseorang, dan kamu juga perlu tahu bahwa aku menemukan ketenangan dalam hatimu"
Mungkin bisa saja aku berteriak seperti anak kecil yang merengek meminta permen atau balon,
tapi bagai air yang menari-nari di daun yang mencari ujung untuk menjatuhkan diri,
aku tidak bisa secepat itu melakukannya.
Aku hanya merasa tenang dan senang berada di dekatmu.
Karena aku menemukan sosok dewasa, sosok yang selalu ada untuk menjaga dan mengimbangi sikap kekanakanku dari matamu,
Aku selalu ingat saat kau mengatakan "kamu adalah tanggungjawabku, jadi jangan lepaskan genggaman ini"
Dan lagi, mata itu seolah berkata dengan tegas 'Tolong yakin akan diriku !'
tapi aku belum bisa meyakini apakah aku akan menganggukan kepalaku atau justru menggelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan yang selalu kau lontarkan.
Pertanyaan yang selalu sama dan seringkali kau pertanyakan selepas pertanyaan alasan mata itu
Aku memang ingin jauh lebih dekat dan mencongkel kedua mata itu untuk ku miliki seutuhnya,
tapi aku belum siap untuk menalikan untaian tali yang kau berikan
Kini aku merindukan mata itu....
Walau aku tahu kini ragamu perlahan berputar dan entahlah aku tak tahu
Tetapi semoga saja mata itu tidak berbalik untuk jauh dan kau bisa menepati untaian kata yang kau ucap dan kau sandingkan dengan nama Tuhanmu
Biarkan saja sepotong untaian tali itu aku pegang,
Dan biarkan kita untuk saling bercermin, menikmati atau bahkan mengoreksi setiap lekuk dari diri kita..
Untukmu yang selalu sabar mengimbangi kekanakan dan kekonyolanku, semoga kita masih bisa dipertemukan empat hingga lima tahun mendatang...
Dariku yang katamu 'si Lentera merah perairan'