Minggu, 26 Maret 2017

Tentang Kita (part 4)

Kurang dari dua minggu pengabdian kita selesai. Yeay, aku tak bisa menjelaskan perasaanku, antara senang karena akan terbebas dari tugas yg aku rasa kita seperti dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, senang karena akan kembali ke kehidupan normal dimana bisa berkumpul bersama keluarga dan memakan masakan mamah kembali, hmmm yummy. Tapi di sisi lain ada rasa sedih yang menghampiri, sedih karena akan berpisah dengan mereka, keluarga MDR satu bulanku, pasti banyak yang akan di rindukan selepas ini.  Ah sudahlah yg terpenting nikmati waktu yg ada, bukan lagi tentang menggugurkan kewajiban melainkan menikmati setiap waktu yg ada disini agar ada kenangan, ada hasil, dan ada jejak.
"Besok kita penyuluhan ke sekolah ya Vi, kita bahas tentang kenakalan remaja, sex education gitu ceritanya.  Nanti kamu yg jadi penyajinya ya Vi" kata Dion. Ya Dion adalah pemimpin tim kami di desa itu.
"Aw aw aw, kenapa saya On yg jadi penyaji?  Saya masih buta dan ga terlalu paham kaya begituan"
"Ya gak apa-apa Vi, belajar, kan calon guru. Masa kaya gitu aja ga bisa. Nanti di bantu Ninda dan Fikar, untuk materi searching aja, jangan kaya orang susah" balas Dion dengan senyuman.
Ya sebenarnya sih gak terlalu di permasalahkan sih tentang jadi penyaji atau pemateri itu, toh dulu aku aktif di PMR, sedikit banyak taulah tentang yg seperti itu.  Tapi masalahnya aku juga masih merasa remaja dan masih tahap belajar,belum benar jadi manusia yg benarnya. Dan ini harus jadi pemateri yg ngebahas tentang kenakalan remaja,di depan guru-gurunya pula, kalau sampai miskonsepsi bagaimana?  Kalau salah menjelaskan bagaimana?  Oh no,  banyak ketakutan yg tak bisa di jelaskan sebenarnya,  tapi aku tetap menutupinya agar bisa terlihat tenang, apa adanya dan profesional.
"Malam nanti kita breaving sambil latihan ya Vi di pendopo" lanjut Dion. Aku hanya membalasnya dengan senyum dan anggukan kepala.
Malamnya selepas makan malam kita bersenda gurau terlebih dahulu sebelum breaving. Saat breaving berlangsung seperti biasa, breaving yg direncanakan akan serius nyatanya hanya sebuah ekspektasi belaka, ada saja kekonyolan dan gelak tawa yang masuk. Tapi itu tidak masalah, yang terpenting konsepan untuk besok sudah jelas dan dimengerti.
Breaving pun selesai, alhasil kami bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing.  Ada yg menyiapkan materi, membuat sertifikat, logistik, peralatan dan yang lainnya. Aku memang di kenal dengan tipikal yang cuek dan tidak terlalu mempusingkan suatu hal, toh semua akan beres pada waktunya menurutku, tapi itu pun jika dikerjakan.
"santai amat Vi" ujar Fatimah
"iya Fat, jangan terlalu di bikin ruwet, padahal ini mah ga ruwet-ruwet banget, kita aja yg bikin ini jadi ruwet" balas ku.
"aku ko ga bisa ya kaya gitu?!??"
"semua bisa ko Fat, kalau emang di niatin" (sambil tersenyum), "tidurlah yuk" lanjutku.  Akhirnya kamipun kembali keruang yang untuk satu bulan ini kita sebut kamar, walau nyatanya itu bukanlah kamar, sebab banyak jemuran-jemuran baju dan bumbu-bumbu dapur yang kita sembunyikan disitu hahahaa..
Pagipun tiba, seperti biasa udara ditempat ini tidak beda jauh dengan suasana rumah, dingin, berkabut. Rasanya malam ke Pagi begitu Cepat, berbanding terbalik dengan pagi ke malam. Yeay hari ini akan menjadi seorang sukarelawan kembali dan membicarakan masalah sex education dan bahanya seks bebas. Biasanya saat sekolah dulu materi ini hanya di sampaikan kepada yg seumuran, tapi kalo ini anak-anak smp yg sedang fase-fase atau masa-masanya kepo dengan segala hal, apalagi hal seperti ini yg bisa dikatakan tabu.
Ulalalaa, sebenarnya tidak nervous sih tetapi hanya takut salah dalam pemyampaian materinya. Bukan bermaksud menggurui guru yg ada di sekolah tapi ya hanya berbagi pengetahuan, berbagi ilmu.  Bismillah, nawaitu bismillah, aku pun mulai membuka kelas ini dengan salam dan perkenalan.
"vi inget, jangan judes-judesnya ngomongnya" ucap zul,  "iya tenang aja, ingetin aja takut bablas hahaha".
Aku, zul dan winda pun secara bergilir menjadi pemateri dadakan di kelas itu, ya kami hanya mengibaratkan ini senagai persentasi biasa dalam kelas kuliah begitu. Sebenarnya bukan hal yg aneh atau baru bagi kami menyampaikan materi di depan kelas seperti ini, karena ya notabennya kami bertiga adalah calon guru yang memang dituntut harus bisa menyampaikan materi pelajaran dengan percaya diri, menyenangkan dan mudah diterima oleh siswa.
Dari posisi aku berdiri sebagai pemateri aku melih bang jefry berdiri searahbdengan tatapanku, gayanya seolah seperti komdis (komisi disiplin) saat musim ospek. Ada rasa ingin tertawa melihatnya, tapi aku senyumi saja, mana mungkin aku tertawa saat situasi seperti ini. Perlahan ia pun beranjak dari posisinya dan mulai mendekat sembari meberikanku air minum, "uuh makasih abang" ucapku ,ia hanya membalas dengan senyuman.
"gimana bang gimana tadi ?"
"apanya? "
"penampilan saya lah bang"
"oh, keren ko keren, ga jauh beda ama yg semalam, cuma terlalu cepat ngomongnya, kasian anak-anaknya takut ga ngerti. Mukanya juga duh jutek jutek amay sh neng" jelasnya sambil meledek
"haha, aelah muka judes mh udah dari sananya, udah bawaan ga bisa di ganti, kalo ada yg jual muka mah beli dah gw, diganti sekalian hahaha",kami puntertawa kecil sambil menhana nada biacara kami afmgar tidak lepas dan memecahkan suasana.
Akhirnya waktu kamipun selesai, seperti biasa seblaum berpamitan keoada pihak sekolah,guru dan para siswa, kami meberikan sedikit cindramata agar bs dikenang oleh masyarakat sekolah dan foto bersama sebagai dokumntasi kami maupun pihak sekolah. Setelah itu kami pamit untuk kembali ke balai desa, karena waktu sudah menunjukn makan siang dan kami tidak sempat memasak kamipin bablas melewati balai desa, keluar dari desa dan mencari makan di luar desa. Seperti biasa aku selalu pergi dan berboncengam dengan bang jefry.

Minggu, 01 Januari 2017

Tentang kita (part 3)

'RN'. Siapa itu RN tanyaku begitu aku lihat tampilan layar ponselmu. Kamu diam, kamu berusaha tak merespon bahkan seperti mengalihkannya. Aku mendesak karena aku tak mau salah dan tak mau membuat hati ini keliru.  Hingga akhirnya kau berkata "pacarku". Taptaptap. Seketika aku diam, kaupun diam,  semua diam. "Ohhh" responku singkat.
Jujur aku kaget jef, aku pun merasa aku harus berjaga jarak denganmu, karena apa? Karena kamu sudah ada pemiliknya. Setelag itu kau mulai bercerita kepadaku.  Mulai dari RN, masa lalu, dan semuanya.
"Vi.. " ucapnya ketika sedang istirahat di bale bambu dibawah naungan bukan sabit dan asrinya malam pedesaan.
"Apa? " jawabku singkat.
"Apa boleh aku dekat denganmu?  Lebih mengenalmu? "
"Ya bolehlah"
"Apa nanti ada yg marah Vi, kalau aku dekat denganmu? " tanyamu yg bagiku itu adalah sebuah pertanyaan tidak langsung yg menanyakan statusku
"hahha, gak lah Bang, paling mamah sama bapak yg marah"
"Aku ingin lebih dekat dengan kamu Vi, ingin lebih mengenalmu, bukan hanya sebatas di pengabdian ini tapi pasca pengabdian ini pun aku ingin tetap dekat dan lebih mengenalmu Vi. Boleh? " tanyamu lagi agar lebih meyakinkan.
"Iya bang iya, boleh boleh silahkan" balasku dengan senyuman "sepertinya air kompresannya sudah dingin Bang, aku ganti dulu ya" lanjutku berusaha mengalihkan pembicaraan secara tidak langsung. Ya ketika itu aku memang seperti perawat yg mengurus orang sakit. Kamu ingat jef,  saat itu ada virus di matamu,yg pada akhirnya selepas pengabdian itu kamu harus di operasi karena virus itu.  Aku ingat betul tentang itu.
Haripun berganti, dan aku rasa kita semakin dekat hingga yg lain mengira kita sudah terikat, padahal belum. Bagaimana aku bisa terikat dengan orang yg sudah terikat?  Aku tidak mau, aku tidak bisa, aku tidak bisa sejahat itu, aku wanita dan diapun wanita, aku bisa merasakan itu. Walau jujur mungkin dan pasti ada rasa kecewa di hati jika aku mebiarkan, tapi aku tak bikeh bersikap seperti itu.
"Aku keluar dulu ya guys"
"Kemana Vi ?" tanyamu
"Keluar sebentar, mau nyelesaiin masalah biar ga ke ganggu lagi Bang" jawabku
"tuh kan dianya nelfon lagi nelfon lagi" lanjut ku
"Siapa Vi ?"
"Mantanku Bang" ,kamu diam mendengar itu. "Sepertinya tadi dia liat kita jalan berdua di kampus" lanjutku.
"Mau aku antar ? "
"Ga usah Bang,  makasih gak apa-apa. Ini urusanku"
"Memang mau ketemu dimana ?"
"Gerbang belakang kampus"
"Kalau ada Apa-apa kamu langsung hubungi aku ya, kasih kabar" ucapmu dengan nada yg seperti khawatir, ya aku yau kamu pasti khawatir karena aku sudah menceritakan tentang masa laluku itu termasuk mantanku yg itu.
Hampir setengah jam aku diluar dan akhirnya aku kembali. "Kamu gak apa-apa? " tanyamu khawatir.
"Engga kok, tuh liat gak apa-apa kan?"
"Kamu nangis? "
"Engga"
"Bohong !" balasmu dengan nada yg serius tidak percaya "Ayo cerita, ada apa, apa yg terjadi"
"Gak ada apa-apa ko, aku cuma lega dan merasa ini sudah selesai sudah berakhir dan semoga gak ganggu-ganggu lagi"
Kamu memperhatikanku dengan serius dan seolah ingin memakanku jika kulihat dari pandangannya.
"Udah udah, semua udh beres ko, udah berakhir, percaya deh" lanjutku untuk lebuh Meyakinkannya

Kamu ingat Jef, sore itu kita sama-sama pulang ke rumah bukan ke basecamp. Malam itu kita makan bersama terlebih dahulu. Disana kita mulai bicara membicarakan hati dan perasaan. Jujur aku bingung saat itu,  tapi aku berusaha menjadi pendengar yg baik untukmu. Aku ingat,disana kamu menanyakan tentang perasaanku padamu. Aku menjawabnya, dan akupun menanyakan statusmu dengan wanita berinisial RN itu. Kamu bercerita tentangnya dan berkata akan mengakhirinya. "Selesaikan saja dulu masalah kamu dengan dia, kalau sudah beres silahkan datang lagi.  Aku ga mau dibilang perusak, pengganggu atau apalah" ucapku dengan senyum.

Tentang kita (part 2)

Juli musim kedua nyaris putaran ketiga,  aku telah berlalu berlari dan merasa terbebaskan. Mahluk bertulang itu kini sudah perlahan pergi, walau kadang selalu datang di kala sedang susah, dan hilang saat senang.  Aku seperti pos pelayanan saja anggapku, yang di datangi saat susah tp hilang saat senang.  Namun jika aku yg susah dan mencarinya untuk sekedar melempar kalimat melempar emosi, ia malah tidak ada. Licik memang, tapi makhluk bertulang itu ya memang begitu adanya.
Di juli musim kedua nyaris 3 putaran, aku tetap memfokuskan diri dengan studi dan semua tentang duniaku. Hingga saat pengabdian itu tiba, aku mendapatkan sosok yg baru, sosok yg kurasa dia berbeda. Aku tak pernah berniat untuk mencari pemegang hati ini saat pengabdian ini. Semua benar-benar berjalan dengan apa adanya. Aneh, ya aku mengatakan ini aneh. Aku tidak merencanakan ini, tidak juga memfokuskan ke hal tersebut.
Kini kita telah sama-sama jatuh ke dalam lubang yg katanya namanya cinta. Jatuh cinta.  Ya aku kembali merasakannya lagi.  Lucu, aneh. Morfin-morfin itu benar-benar membuat aku senang bahkan lebih dari senang. Akhirnya ada juga yg bisa meruntuhkan dinding hati yg beku ini, logika yg keras ini dan sikap yg masabodo ini. Kini aku berbalik menyukainya, entah apa alasannya.  Semua seperti sihir bagiku. Dia hebat bisa mengubahku seperti ini, tapi aku tetap menjadi diriku sendiri sebisa mungkin. Aku tak mau 'cinta' mengubah diriku maupun dirinya. Bertemu dan berkenalan secara singkat ini ternyata bisa membuat aku jatuh benar-benar jatuh. Oh tuhan apakah salah yg aku rasakan ini???  Aku benar-benar taku jatuh terlalu dalam lagi, aku tau jatuh yg ini sangat membuatku nyaman dan bahagia, tapi aku takut. Aku takut jatuh di kesalahan yg sama, aku takut jika harus terluka kecewa lagi, aku belum siap, hatikupun belum siap untuk kembali jatuh di hal seperti itu lagi.
Jef...  Aki selalu memanggilnya begitu. Apa yg membuatmu jatuh kepadaku Jef?  Apa yg kamu lakukan sehingga aku pun bisa jatuh kepadamu? 
Semua berawal dari penasaran katamu, lalu tumbuh suka,  sayang, rasa ingin memiliki dan akhirnya cinta. Aku terlalu kekanakan mengartikan ini, tapi kamu Jef, kamu bisa membuktikannya kepadaku.
Jef, apa kamu ingat awal kita bertemu dengan kekonyolan kita dan tim kita?  Lucu memang ya, secara tidak langsung aku menganggapnya sebagai doa untuk kita. Aku kira ini hanya cinta lokasi semata, tapi ternyata kita bisa bertahan sejauh ini dan berhasil melewati berbagai level dengan bersama-sama.
Jef, jujur aku senang mengenalmu, dekat denganmu dan sikapmu kepadaku itu,  ahh kau memang bisa membuat aku percaya lagi.

Tentang kita (part 1)

Dulu, ketika semua terasa sama dan tidak bisa untuk dipercayai kembali lagi.  Rasanya kaki ini enggan untuk melangkah, biarlah begini mengayun adanya tanpa ada arah. Ya, 'dulu' mengajariku sesuatu hal yang cukup untuk dijadikan bahan acuan untuk tidak sembarangan melangkah. Bebetapa musim telah berganti, bahkan terulang hampir tiga kali. Dinginnya ego, kerasnya hati membuat orang memandang lain bahkan mungkin memberikan sebuah statement yg beragam.
Aku memang tidak terlalu perduli dengan bualan-bualan kosong mereka. Bagiku untuk apa meladeni omongan-omangan orang disana, yg mana mereka tidak tahu cerita aslinya, mereka hanya penonton, penikmat, sekaligus komentator tapi mereka tidak tau alurnya, tidak tau perannya, karena mereka hanya menggunakan teori komentar atau teori sinetron.
Dua musim nyaris tiga putaran aku nyaman dengan dinginku sendiri, nyaman dengan masabodoku sendiri, nyaman dengan duniaku sendiri. Sebenarnya aku bisa menjadi sosok yg hangat juga, tetapi jika aku merasa ia adalah perapian yg pas, tepat.

Kamis, 19 Mei 2016

Catatan kecil 'Mata itu..'

Mata.... entah ada apa dengan mata
Selalu ada hal yang dirindukan dari sebuah mata
Bagaikan sebuh desahan angin di panasnya langkah
Pertama, aku melihat mata itu
Kedua, aku melihat mata itu kembali
dan ketiga, aku menyukai mata itu
Mata itu selalu terbayang dalam ingatan
Sesekali bahkan seringkali aku mencuri pandang ke mata itu
Tapi tunggu..,
jangan tatap aku seperti kau melihat sosok mistis yang selalu menjadi perbincangan orang-orang terdahulu..
Aku hanya senang dengan matamu
Mungkin sekali dua kali kau selalu  memandangiku dengan risih
Tenang saja aku bukan virus yang menjijikan dan meresahkan manusia,
Aku hanya bingung mengungkapkan jika aku menyukai mata itu
Aku menemukan mata baru dalam sudut pandangku sendiri
Mungkin ini sudut pandang yang salah
Namun aku sudah terlanjut terbuai dengan mata itu
Aku tenggelam mengarungi binar indahnya matamu
Terdengar puitis atau mungkin so' puitis  tapi aku bingung bagaimana menjelaskan ini
Kini mata itu sudah mendekat dengan diriku
Tapi tolong jangan tatap aku dengan pandangan seperti itu
Aku takut !
Aku risih !
Aku memang menyukai matamu tetapi aku tidak menyukai pandanganmu
Aku takut...
Aku takut jatuh terlalu dalam dalam tatapan itu
Aku takut menjadi semakin berdosa karena menyukai mata itu
Aku takut .... !!
Aku hanya ingin indah matamu itu yang selalu besinar menyambut hari dan menjalani hari
Mata yang selalu memberikan semangat untukku
dan mata yang ada untukku...
Kamu selalu bertanya mengapa aku menyukai mata itu,
dan ini adalah jawabanku....
"aku menyukai mata itu karna aku tahu mata adalah cerminan dari hati seseorang, dan kamu juga perlu tahu bahwa aku menemukan ketenangan dalam hatimu"
Mungkin bisa saja aku berteriak seperti anak kecil yang merengek meminta permen atau balon,
tapi bagai air yang menari-nari di daun yang mencari ujung untuk menjatuhkan diri,
aku tidak bisa secepat itu melakukannya.
Aku hanya merasa tenang dan senang berada di dekatmu.
Karena aku menemukan sosok dewasa, sosok yang selalu ada untuk menjaga dan mengimbangi sikap kekanakanku dari matamu,
Aku selalu ingat saat kau mengatakan "kamu adalah tanggungjawabku, jadi jangan lepaskan genggaman ini" 
Dan lagi, mata itu seolah berkata dengan tegas 'Tolong yakin akan diriku !'
tapi aku belum bisa meyakini apakah aku akan menganggukan kepalaku atau justru menggelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan yang selalu kau lontarkan.
Pertanyaan yang selalu sama dan seringkali kau pertanyakan selepas pertanyaan alasan mata itu
Aku memang ingin  jauh lebih dekat dan mencongkel kedua mata itu untuk ku miliki seutuhnya,
tapi aku belum siap untuk menalikan untaian tali yang kau berikan
Kini aku merindukan mata itu....
Walau aku tahu kini ragamu perlahan berputar dan entahlah aku tak tahu
Tetapi semoga saja mata itu tidak berbalik untuk jauh dan kau bisa menepati untaian kata yang kau ucap dan kau sandingkan dengan nama Tuhanmu
Biarkan saja sepotong untaian tali itu aku pegang,
Dan biarkan kita untuk saling bercermin, menikmati atau bahkan mengoreksi setiap lekuk dari diri kita..


Untukmu yang selalu sabar mengimbangi kekanakan dan kekonyolanku, semoga kita masih bisa dipertemukan empat hingga lima tahun mendatang...
Dariku yang katamu 'si Lentera merah perairan'

Minggu, 02 Agustus 2015

Bahan/Isi Kurikulum



Telaah Kurikulum
Bahan/Isi Kurikulum


Oleh kelompok 2 (Bahan/Isi)
Ahmad afriansah
Jamilatul Afiah
Novia Anggraeni
Rika Agustiani
Selly Mila Andriani
Yuniar Lestari
Nur Alifa Adiratna


IV/D PGSD
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa



BAHAN/ISI
A.    Pengertian Bahan/Isi
ü  Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan kadangkala digunakan untuk menunjuk ke pakaian atau kain. Banyak pendapat mengenai pengertian bahan bacaan dan bahan pustaka. Masing – masing pengertian mempunyai perspektif sendiri – sendiri. Kedua istilah ini terdiri dari 2 suku kata, yaitu bahan dan bacaan, serta bahan dan pustaka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Bahan diartikan segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Sedangkan bacaan memiliki arti buku dsb. yang dibaca. Sedangkan pustaka mempunyai arti buku.
ü  isiadalah sesuatu yg ada (termuat, terkandung, dsb) di dl suatu benda dsb.
Apabila kita bertanya apa sesungguhnya yang kita maksudkan dengan perkataan tertentu, maka yang kita tanyakan ialah isi pengertian atau perkataan itu, seperti kata “ pegawai negeri “, jika kita selidiki arti atau isinya maka ada berbagai unsur yang terkandung didalamnya.
ü  Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ü  Bahan Adalah Sesuatu yang ada (Termuat, Terkandung, Dsb) Di dalam suatu benda Dsb: -- Gudang Itu Pupuk Dan Alat-Alat Pertanian; 2 Besarnya Suatu Ruangan; Volume: -- Kaleng Itu 20 Liter; 3 Apa yang tertulis di dalamnya (Tentang Buku, Surat, Dsb); 4 Inti Atau Bagian Yg Pokok Dr Suatu Wejangan (Pidato, Pem-Bicaraan, Dsb); 
ü  Isi Adalah Sesuatu Yang Menempati Suatu Ruang/ Wadah/Pikiran yang dapat dikembangkan
ü  Bahan adalah (segala) sesuatu yg dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, spt untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, memberi ceramah; sesuatu yg menjadi sebab (pangkal) atau sikap (perbuatan).
ü  Gall (1981) mendefinisikan bahan kurikulum sebagai: Curriculum materials are physical entities, representational in nature, used to facilitate the learning process.jadi, menurut Gall bahan kurikulum adalah sesuatu yang mempunyai sifat fisik, sifat mewakili dan dipergunakan untuk mempermudah proses belajar.
ü  Entity fisek (physical entities) adalah bahan kurikulum itu merupakan objek yang dapat diobservasi, bukan hanya berupa ide-ide atau konsep. Dengan demikian, tujuan pengajaran tidak termasuk bahan kurikulum karena ia tak dapat dilihat. Buku-buku teks dan lain-lain yang sejenis yang merupakan media cetak, film, program rekama, dan lain-lain adalah contoh-contoh bahan kurikulum yang dapat diobservasi.
ü  Bahan yang bersifat representational dimaksudkan bahan kurikulum yang dapat menyampaikan sesuatu yang lain lebih dari sekedar barangnya itu sendiri. Bahan kurikulum yang representational ini perlu dibedakan dengan sarana kurikulum seperti alat-alat tulis, model, organisme biologis, dan sebagainya walau yang disebut terakhir itu juga memberikan fasilitas belajar.
ü  Karakteristik bahan kurikulum yang lain adalah bahai itu secara sungguh-sungguh memberikan fasilitas belajar. Jadi, bahan tersebut memang secara sengaja dirancang dan dibuat untuk maksud atau mempermudah pengajaran.

B.     Bahan Ajar Atau Learning Material
Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.
Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi kurikulum, tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu kota Negara RI adalah Jakart; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945). Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya).

C.     Fungsi Bahan Ajar
Fungsi bahan ajar, yaitu:
ü  Memfasilitasi kegiatan pembelajaran mandiri peserta didik, baik tentang subtansi maupun tentang penyajiannya yang memasukkan sejumlah prinsip yang dapat meningkatkan kompetensi yang hendak dimiliki peserta didik.
ü  Bagi pengajar, bahan ajar berfungsi untuk pengembangan kompetensi peserta didik, sebab melalui buku ajar, pengajar memiliki kebebasan dalam memiliki, mengembangkan dan menyajikan materi sejalan dengan prinsip-prinsip intsruksional untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D.    Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar
ü  Learner centered principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika mereka diperlakukan sebagai individu dengan kebutuhan dan ketertarikan mereka sendiri (needs and interest).
ü  Active involvement principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika kepada mereka diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam komunikasi dengan menggunakan bahasa itu dalam aktivitas yang bervariasi.
ü  Immerson principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika aktivitas komunikatif yang diberikan kepada mereka dapat dipahami (comprehensible) dan relevan dengan kebutuhan dan ketertarikan mereka.
ü  Focusing principle yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika mereka fokus pada bentuk dan ketrampilan bahasa yang bervariasi, dan strategi belajar yang bervariasai untuk mendukung proses pemerolehan bahasa.
ü  Sociocultural principle yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika mereka menyadari tentang peran, fungsi, dan sifat bahasa itu.
ü  Awarnes principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik apabila mereka menyadari peran dan sifat bahasa itu sendiri
ü  Assesment principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika mereka diberikan umpan balik yang sesuai tentang perkembangan yang mereka capai
ü  Responsibility principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika mereka diberikan kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri

E.     Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Mempertimbangkan karakter siswa. Berhubungan dengan isu-isu seperti kesesuaian tingkat kesulitan bahan ajar dengan tingkat keterampilan berbahasa siswa, bagaimana bahan ajar dapat menantang siswa tanpa membuat mereka frustasi, dan bagaimana bahan ajar dapat mengakomodasi kebutuhan dan ketertarikan siswa.
Mempertimbangkan tujuan pembelajaran. Pertimbangan ini menyangkut bagaimana bahan ajar mendukung pencapaian kompetensi yang dituntut dalam kurikulum, meningkatkan pengetahuan siswa, mendukung siswa bertanggung jawab atas belajarnya sendiri.
Mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikan guru (teacher’s needs and preferences consideration). Berhubungan dengan isu bagaimana bahan ajar dapat mengeksploitasi dan bukan membatasi keahlian guru.
Mempertimbangkan kepraktisan dan kelaziman (practicalities and general consideration). Berhubungan dengan kriteria bahwa bahan ajar harus mempunyai tampilan yang imaginatif dan menarik, ekonomis dari segi pemanfaatn waktu pemakaiannya, dan harus memungkinkan siswa dapat aktif terlibat dalam pemakaiannya.
F.     Jenis-Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya ada 4 jenis yakni bahan cetak (material printed) seperti handout, modul, buku, lembar kerjasiswa, brosur, foto/gambar dan model. Bahan ajar dengar seperti kaset,radio, piringan hitam dan compact disk audio. Bahan ajar pandang denganseperti video compact disk dan film. Bahan ajar interaktif seperti compactdisk interaktif.

G.    Peran Bahan Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran
1)      Peran Bahan Pembelajaran Bagi Guru:
ü  Wawasan bagi guru untuk pemahaman substansi secara komprehensif
ü  Sebagai bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
ü  Mempermudah guru dalam mengorganisasikan pembelajaran di kela
ü   Mempermudah guru dalam penentuan metoda pembelajaran yang tepat serta sesuai kebutuhan siswa
ü  Merupakan media pembelajaran
ü  Mempermudah guru dalam merencanakan penilaian pembelajaran.
2)      Peran Bahan Pembelajaran Bagi Siswa
ü  Sebagai pegangan siswa dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai kompetensi yang dicanangkan.
ü  Sebagai informasi atau pemberi wawasan secara mandiri di luar yang disampaikan oleh guru di kelas.
ü  Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan dengan materi yang harus dikuasai.
ü  Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi tertentu.
ü  Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara mandiri.
3)      Peran Bahan Pembelajaran Bagi Pihak Terkait
ü  Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang dibutuhkan guru dan murid di sekolah.
ü  Dapat meberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya.
ü  Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnya yang mendukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa.
ü  Sebagai alat pemberian reward (penghargaan) terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran.

H.    Karakteristik Bahan Ajar
Suatu bahan pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri yang melekat pada bahan ajar yang disajikan (disusun) merupakan ciri khas yang membedakan antara bahan pembelajaran yang baik dengan bahan pembelajaran yang tidak baik.Bahan pembelajaran yang baik memenuhi syarat substansial dan penyajian sebagai berikut:
a.       Secara substansial bahan pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Sesuai dengan visi dan misi sekolah
Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menunjukkan arah bagi pencapaian tujuan. Sedangkan misi merupakan gambaran tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini sekolah/madrasah. Visi dan misi sekolah dalam pencapaiannya diwujudkan melalui proses pembelajaran, sedangkan proses pembelajaran dibanguna diantaranya karena adanya bahan pembelajaran. Oleh karena itu bahan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan visi, misi, karena bahan pembelajaran itu sendiri merupakan sarana materi yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah.
2) Sesuai dengan kurikulum
Kurikulum yang dimaksud adalah seperangkat program yang harus ditempuh siswa dalam penyelesaian pendidikannya. Paling tidak, secara sempit kurikulum meliputi aspek tujuan/kompetensi, indikator hasil materi, metoda dan penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar, dalam hal ini merupakan pengembangan materi pembelajaran hendaknya senantiasa sesuai dengan tujuan/kompetensi, materi dan indikator keberhasilan.
3) Menganut azas ilmiah
Ilmiah yang dimaksud adalah bahan ajar tersebt disusun dan disajikan secara sistematis (terurai dengan baik) metodologis (sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan).
4) Sesuai dengan kebutuhan siswa
Bahan ajar merupakan hal yang harus dicerna dan dikuasai siswa. Dengan demikian bahan ajar disusun semata-mata untuk kepentingan siswa. Oleh karena itu, maka bahan ajar yang disusun hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu sesuai dengan tingkat berpikir, minat, latar sosial budaya dimana siswa itu berada.
b.      Memenuhi kriteria penyajian, yang meliputi:
1)      Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
Bahan pembelajaran yang disusun hendaknya memiliki derajat keterbacaan yang tinggi, dalam arti bahasa yang disajikan menggunakan struktur kalimat dan kosa kata yang baik, bentuk kalimat sesuai tata bahasa, dan isi pesan yang disampaikan melalui huruf, gambar, photo dan ilustrasi lainnya memiliki kebermaknaan yang tinggi.
2)      Penyajian format dan fisik bahan pembelajaran yang menarik
Format dan fisik bahan pembelajaran juga harus diperhatikan. Format dan fisik buku ini berkaitan dengan tata letak (layout), penggunaan model dan ukuran huruf, warna, gambar komposisi, kualitas dan ukuran kertas, penjilidan, dsb. Format dan fisik bahan ajar sebenarnya merupakan tanggung jawab penerbit (bila bahan ajar tersebut diterbitkan), tetapi sebaiknya penulis memiliki gagasan bagaimana format dan fisik bahan ajar yang diinginkan.

I.       Hubungan Pengembangan Kurikulum dan Penyelesaian Bahan
Pengembangan bahan kurikulum merupakan salah satu bagian dari pengembangan kurikulum secara keseluruhan. Adanya penggantian kurikulum yang berlaku biasanya juga dimaksudkan untuk memajukan sekolah. Usaha memajukan sekolah itu sendiri antara lain juga ditempuh melalui strategi memasukkan bahan-bahan pengajaran yang baru kedalam program sekolah yang bersangkutan. Bahan pengajaran yang dimaksud harus lebih dahulu diseleksi dan disesuaikan dengan tujuan pengajaran di sekolah itu secara keseluruhan.
Kurikulum yang dapat dilihat sebagai semua perencanaan pendidikan yang akan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan, menunjukkan bahwa hal itu berkaitan dengan maksud utama pengembangan kurikulum, yaitu mengidentifikasi tujuan-tujuan yang lebih luas dan yang lebih khusus pengajaran yang harus diusahakan pencapaiannya.
Perumusan tujuan kurikulum pada umumnya didasarkan pada konsep-konsep sifat belajar, pelajar, dan masyarakat. Mc. Neil (1977) mengemukakan adanya empat perbedaan konsep yang mempengaruhi perkembangan kurikulum dewasa ini, yaitu pandangan humanis, rekonstruksi sosial, teknologi instruksional, dan disiplin akademik.
Kurikulum yang dikembangkan atas dasar pandangan hamanis misalnya, cenderung merumuskan tujuan pendidikan dengan menekankan pada kebutuhan individual demi pertumbuhan dan integritas personal. Tujuan pengembangan kurikulum yang lain adalah untuk mengurutkan tujuan-tujuan pengajaran secara sistematis logis sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya secara saling berhubungan sepanjang tahun. Aspek pengembangan kurikulum jenis ini biasanya menghasilkan spoke (cangkupan, luas) dan urutan, struktur, pengembangan urutan, atau organisasi urutan yang lain.
Tujuan dan urutan kurikulum yang di khususkan, dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaannya. Dalam titik ini, penyelesaian behan kurikulum yang layak harus sudah dilibatkan (Gall). Dengan demikian ada keterpaduan antara komponen-komponen yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut.
Penyelesaian kurikulum baik oleh tim pengembangan kurikulum maupun oleh guru secara individual, harus secara cermat dilihat dari segi relevansinya dengan kurikulum yang dikembangkan. Hal itu dapat ditempuh melalui proses pengambilan, penganalisisan, dan penilaian bahan. Jika bahan diseleksi lepas dari hubungannya yang lebih besar, ia akan menghasilkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan program pengajaran, dan hal itu berarti menghilangkan kemungkinan siswa untuk menghubungkannya dengan hal-hal yang lain.
J.      Tahap-Tahap Proses Adopsi Kurikulum
Proses adopsi bahan kurikulum memuncak pada keputusan untuk memilih atau merekomendasikan tentang penyeleksian terhadap seperangkat bahan yang khusus. Proses adopsi bahan itu dapat bervariasi tergantung pada 1) siapa yang membuat keputusan adopsi, 2) siapa yang akan menerima keputusan itu, dan 3) sifat adopsi itu sendiri.(Gall).
Sifat keputusan adopsi juga mempengaruhi proses penyeleksian yang dipergunakan, dan untuk itu paling tidak terdapat tiga keputusan adopsi.
1.         Keputusan bisa berupa pemilihan suatu produk dari sejumlah produk kurikulum. Keputusan jenis ini biasanya dibuat oleh tim penyeleksi.
2.         Keputusan bisa berupa pemilihan suatu produk kurikulum dengan mempertimbangkan kebaikan-kebaikan yang ada tanpa membandingkannya dengan produk yang lain. Keputusan jenis ini boleh dilakukan oleh seorang guru yang menjumpai suatu produk yang baru dan kemudian ingin memanfaatkannya untuk pengajaran tambahan.
3.         Keputusan ini bisa berupa pembuatan daftar bahan kurikulum yang disetujui. Semua bahan yang sesuai dengan kriteria tertentu dapat dipilih untuk mengisi daftar itu. Hal itu berarti bahwa lebih dari satu produk yang dapat dipilih oleh tim penyeleksi.
Proses penyeleksian bahan kurikulum yang bersifat formal terdiri dari sejumlah tahap. Gall mengemukakan ada sembilan tahap yang harus dilalui yaitu:
1.    identifikasi kebutuhan,
2.    merumuskan misi kurikulum (Spesialis media),
3.    menentukan anggaran pembiayaan,
4.    membentuk tim penyeleksi,
5.    mendapatkan susunan bahan,
6.    menganalisis bahan,
7.    menilai bahan,
8.    membuat keputusan adopsi,
9.    menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan.
Pembicaraan berikut tidak akan mencangkup ke-9 tahap tersebut, melainkan ada beberapa tahap yang sengaja ditinggalkan.
1.         Identifikasi Kebutuhan (Identify Your Needs)
Para ahli mengidentifikasi kebutuhan (needs) sebagai ketidak sesuaian antara apa yang menjadi kenyataan dan apa yang menjadi keinginan. Yang pertama bisa menunjuk pada kurangnya keseluruhan bahan untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebaliknya, yang kedua mengacu kepada pengertian penyeleksian bahan yang memungkinkan siswa untuk dapat mencapai tujuan pengajaran.
Pemilihan yang dilakukan oleh tim penyeleksi biasanya dilakukan dengan a) mendaftar bahan pengajaran yang dipergunakan yang dirasa kurang memadai, dan menilai dan menyeleksi bahan baru yang diperoleh melalui penelitian. Karakteristik bahan baru yang diinginkan harus mencerminkan tujuan (goals) dan pandangan hidup, tingkat sekolah, tingkat bacaan, skope, serta sekuen kurikulum.
2.         Mendapatkan Bahan Kurikulum (Access to Curiculum Materials)
Proses pencarian bahan kurikulum sering tidak terencana dan sering bersifat kesewaktuan. Para pendidik biasanya menyadari persediaannya bahan-bahan itu melalui percakapan dengan kawan sejawat, jurnal, profesional, seminar, penetaran, dan sebagainya. Akan tetapi, para pendidik sering kurang menanggapi secara sungguh-sungguh karena meresa sulit untuk mendapatkan bahan itu atau karena kurangnya informasi bagaimana cara untuk memperolehnya.
3.         Analisis Bahan (Analyze the Meterials)
Analisis merupakan proses memisah-misahkan suatu keseluruhan material kedalam bagian-bagian atau komponen-komponen, dan kemudian menguji tiap begian itu serta bagaimana kaitannya antara satu denga yang lain.

Daftar analisis bahan itu biasanya dikelompokkan dalam empat kategori,
1.      Publikasi dan informasi
Dalam aplikasi ini kita akan mendapatkan sejumlah informasi yang perlu dianalisis, untuk melakukan analisis kita perlu mengajukkan pertanyaan-pertanyaan terhadap sub-ketegori yang dimaksud.
a.       Pengarang: siapa yang menulis bahan itu, apa lembaganya, bagaimana reputasinya, apa latar belakang profesinya , dan sebagainya.
b.      Sejarah proses pembangunan dan produk bahan: hal ini akan memberikan wawasan tentang sifat dan maksud bahan itu.
c.       Edisi: edisi pertama dari cetakan pertama: ada berapa, berapa lama jarak tiap edisi penerbitan, adakah perubahan bahan pada edisi yang kemudian.
d.) Tanggal dan tahun publikasi: publikasi tanggal dan tahun yang terbaru penting, apalagi untuk majalah atau jurnal.
d.      Penerbit: siapa penerbitnya dan siapa yang mendisrtibusikannya, dan sebagainya.
2.      Kelayakan Fisik Material
Hal ini juga dipetimbangkan dalam membuat keputusan adopsi bahan karena buku yang menguntungkan dalam segi fisik tak akan dibeli orang. Kelayakan fisik ini antara lain meliputi hal-hal:
a)      Komponen: seperangkat bahan kurikulum kadang-kadang terdiri dari seperangkat komponen. Kelengkapan dan kemudahan mendapatkan komponen-komponen tersebut aka menentukan kelayakan bahan tersebut.
b)      Daya tahan: bagaimana daya tahan bahan itu, apakah ia awet, aman terhadap terhadap kondisi tertentu .
c)      Format media: bagaimana wujut bahan itu, apakah media cetak, audio, film, apakah ia dilengkapi dengan petunjuk bagaimana mempergunakannya?
d)     Kualitas: bagaimana kualitas bahan itu, jika ia berupa media cetak (misalnya) bagaimana kualitas kertas, cara pencetakannya.
3.      Isi bahan
Isi kurikulum biasanya dianalisis dalam pengertian bahan pengajaran atau tujuan tingkah laku, dan dan oendekatan yang lain memandang isi dala pengertian cakupan dan urutan. Berikut akan dikemukakan beberapa sub-bagian isi itu.
a.    Pendekatan: filsafat, nilai-nilai, dan praduga tertentu yang mempengaruhi pengembangan bahan.
b.    Bentuk tujuan pengajaran: keluaran belajar yang dapat dicapai melalui bahan itu.
c.    Jenis-jenis tujuan pengajaran: klasifikasi tujuan pengajaran yang pada umumnya meliputi ranah kognitif, efektif, dan psikomotor yang disarankan oleh Bloom (1956).
d.   Orientasi masalah: isi bahan yang berupa sasuatu yang dipelajari. Orientasi yang terlalu luas justru menunjukkan ketidaktentuan pengetahuan.
e.    Multikulturalisme: isi yang mencerminkan perspektif dan kontribusi berbagai kelompok kultur dan etnik.
f.     Cakupan dan urutan: luas topic dan bagaimana sajian urutannya.
4.      Kelayakan bahan untuk pengajaran
Kelayakan bahan mungkin mempunyai nilai khusus pengajaran yang dimaksudkan untuk mempengaruhi siswa dalam mempelajari isi.
a.    Alat penilaian: alat untuk mengukur keluaran hasil belajar siswa yang berupa tes bentuk objektif, esai, jawaban pendek, atau tugas-tugas lain.
b.    Keterpahaman: isi bahan yang disajikan dapat dipahami oleh seluruh siswa.
c.    Hubungannya dengan bahan kurikulum yang lain: bahan yang layak sering mempunyai hubungan dengan bahan-bahan kurikulum yang lain atau dengan kurikulum secara umum.
d.   Efektivitas pengajaran: bahan pengajaran harus melengkapi dirinya dengan bukti bahwa ia merupakan bahan yang efektif.
e.    Langkah-langkah pengajaran: bentuk urutan aktivitas pengajaran harus disertai rasional yang menunjukkan bahwa hal itu dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan.
f.     Sistem pengelolaan: prosedur untuk memonitor dan mengontrol penngunaan bahan perlu disertakan dalam perangkat bahan yang kompleks karena hal itu akan membantu guru untuk mengecek kemajuan belajar siswa.
g.    Prerekuisit: sesuatu yang harus dimiliki siswa sebelum ia mempelajari bahan tingkat tertentu. Prerekuisit itu biasanya berupa kemampuan atau keterampilan tingkat tertentu yang dijadikan prasyarat sebelum siswa mempelajari bahan berikutnya.
h.    Kegiatan siswa: aktivitas apa yang diharapkan dilakukan oleh siswa dalam rangka mempelajari bahan yang dimaksud.
i.      Peran guru: peran apa yang harus dilakukan guru dalam mempergunakan bahan itu pada situasi pengajaran.
5.      Penilaian Bahan Kurikulum (Appraisal of Curriculum Materials)
Penilaian terhadap suatu bahan kurikulum dapat dilakukan melalui tiga strategi, yaitu a) memeriksa bahan itu sendiri, b) membaca review kritik atau laporan bahan teknis dari studi evaluasi yang dilakukan evaluator, dan c) melakukan tes lapangan terhadap bahan (Gall).
6.      Pembuatan Keputusan Adopsi Bahan (Make an Adoption Decision)
Pembuatan keputusan untuk mengadopsi bahan merupakan langkah terakhir dalam proses penyeleksian bahan. Dilaluinya langkah-langkah sebelumnya di atas secara sistematis, dimaksudkan agar dalam pembuatan keputusan mengadopsi bahan kurikulum sebagai bagian keseluruhan proses pengembangan kurikulum dapat dipertanggung jawabkan.
Setelah bahan adopsi ditetapkan, selesailah tugas penyaksian bahan kurikulum sekolah.
K.    Penentuan Bidang Studi dan Pokok Bahasan
Penentuan isi program kurikulum (komponen isi) akan mencangkup dua masalah pokok. Pertama adalah penentuan jenis-jenis bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan, dan yang kedua adalah penentuan isi program atau pokok bahasan untuk masing-masing bidang studi tersebut.penentuan kedua jenis isi program kurikulum tersebut akan sangat ditentukan oleh tujuan masing-masing jenis dan tingkat sekolah yang bersangkutan.

1.      Penentuan Jenis Bidang Studi
Bidang-bidang studi yang dipilih dan diajarkan pada sekolah yang bertugas menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan ke sekolah tingkat di atasnya, tidak sama dengan bidang-bidang studi yang diajarkan pada sekolah yang bertugas menyiapkan tamatannya untuk langsung terjun di masyarakat kerja. Bidang-bidang studi yang diajarkan pada sekolah golongan pertama biasanya berupa pengetahuan yang bersifat umum sebagai dasar untuk memasuki sekolah tingkat di atasnya.
2.      Menentukan Pokok Bahasan/Bahan Pengajaran
Pokok bahasan dan bahan pengajaran untuk tiap bidang studi menyangkut masalah apa yang harus diajarkan dan kapan atau di kelas beberapa bahan itu diajarkan. Dengan kata lain, dalam menentukan bahan pengajaran (isi program) itu mencangkup masalah skope (luas bahan pengajaran) dan sekuen (urutan penyampaian bahan pengajaran).
Pemilihan masalah apa atau bahan pengajaran itu ditentukan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan, yaitu yaitu tujuan kurikuler dan instruksional. Bahan-bahan pelajaran yang dipilih harus benar-benar menopang tercapainya tujuan-tujuan pendidikan tersebut. Dengan demikian bahan yang kurang atau tidak menunjang tercapainya tujuan tidak perlu diadopsi untuk diajarkan karena ia hanya akan memberati siswa.
Secara umum ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan urutan bahan pengajaran, yaitu sebagai berikut:
a.       Tingkat kematangan anak
Tingkat kematangan itu akan sejalan dengan tingkat perkembangan kejiwaan anak. Pada tiap perkembangan kejiwaan itu akan diketahuikepekaan anak tentang sesuatu.
b.      Tingkat pengalaman anak
Pengalaman yang telah dimiliki anak inilah yang dijadikan dasar untuk memberikan pengalaman-pengalaman edukatif lain yang lebih tinggi tingkatannya. Pemberian bahan pelajaran yang tidak didasarkan pada tingkat pengalaman anak juga akan berakibat kurang berhasilnya program pengajaran yang dilakukan.
c.       Taraf kesulitan
Bahan pengajaran harus disusun berdasarkan taraf kesulitan siswa. Bahan pengajaran harus disusun dari yang mudah ke yang lebih sulit, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, agar pemberian bahan tersebut mudah diikuti siswa.