Dulu, ketika semua terasa sama dan tidak bisa untuk dipercayai kembali lagi. Rasanya kaki ini enggan untuk melangkah, biarlah begini mengayun adanya tanpa ada arah. Ya, 'dulu' mengajariku sesuatu hal yang cukup untuk dijadikan bahan acuan untuk tidak sembarangan melangkah. Bebetapa musim telah berganti, bahkan terulang hampir tiga kali. Dinginnya ego, kerasnya hati membuat orang memandang lain bahkan mungkin memberikan sebuah statement yg beragam.
Aku memang tidak terlalu perduli dengan bualan-bualan kosong mereka. Bagiku untuk apa meladeni omongan-omangan orang disana, yg mana mereka tidak tahu cerita aslinya, mereka hanya penonton, penikmat, sekaligus komentator tapi mereka tidak tau alurnya, tidak tau perannya, karena mereka hanya menggunakan teori komentar atau teori sinetron.
Dua musim nyaris tiga putaran aku nyaman dengan dinginku sendiri, nyaman dengan masabodoku sendiri, nyaman dengan duniaku sendiri. Sebenarnya aku bisa menjadi sosok yg hangat juga, tetapi jika aku merasa ia adalah perapian yg pas, tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar