'RN'. Siapa itu RN tanyaku begitu aku lihat tampilan layar ponselmu. Kamu diam, kamu berusaha tak merespon bahkan seperti mengalihkannya. Aku mendesak karena aku tak mau salah dan tak mau membuat hati ini keliru. Hingga akhirnya kau berkata "pacarku". Taptaptap. Seketika aku diam, kaupun diam, semua diam. "Ohhh" responku singkat.
Jujur aku kaget jef, aku pun merasa aku harus berjaga jarak denganmu, karena apa? Karena kamu sudah ada pemiliknya. Setelag itu kau mulai bercerita kepadaku. Mulai dari RN, masa lalu, dan semuanya.
"Vi.. " ucapnya ketika sedang istirahat di bale bambu dibawah naungan bukan sabit dan asrinya malam pedesaan.
"Apa? " jawabku singkat.
"Apa boleh aku dekat denganmu? Lebih mengenalmu? "
"Ya bolehlah"
"Apa nanti ada yg marah Vi, kalau aku dekat denganmu? " tanyamu yg bagiku itu adalah sebuah pertanyaan tidak langsung yg menanyakan statusku
"hahha, gak lah Bang, paling mamah sama bapak yg marah"
"Aku ingin lebih dekat dengan kamu Vi, ingin lebih mengenalmu, bukan hanya sebatas di pengabdian ini tapi pasca pengabdian ini pun aku ingin tetap dekat dan lebih mengenalmu Vi. Boleh? " tanyamu lagi agar lebih meyakinkan.
"Iya bang iya, boleh boleh silahkan" balasku dengan senyuman "sepertinya air kompresannya sudah dingin Bang, aku ganti dulu ya" lanjutku berusaha mengalihkan pembicaraan secara tidak langsung. Ya ketika itu aku memang seperti perawat yg mengurus orang sakit. Kamu ingat jef, saat itu ada virus di matamu,yg pada akhirnya selepas pengabdian itu kamu harus di operasi karena virus itu. Aku ingat betul tentang itu.
Haripun berganti, dan aku rasa kita semakin dekat hingga yg lain mengira kita sudah terikat, padahal belum. Bagaimana aku bisa terikat dengan orang yg sudah terikat? Aku tidak mau, aku tidak bisa, aku tidak bisa sejahat itu, aku wanita dan diapun wanita, aku bisa merasakan itu. Walau jujur mungkin dan pasti ada rasa kecewa di hati jika aku mebiarkan, tapi aku tak bikeh bersikap seperti itu.
"Aku keluar dulu ya guys"
"Kemana Vi ?" tanyamu
"Keluar sebentar, mau nyelesaiin masalah biar ga ke ganggu lagi Bang" jawabku
"tuh kan dianya nelfon lagi nelfon lagi" lanjut ku
"Siapa Vi ?"
"Mantanku Bang" ,kamu diam mendengar itu. "Sepertinya tadi dia liat kita jalan berdua di kampus" lanjutku.
"Mau aku antar ? "
"Ga usah Bang, makasih gak apa-apa. Ini urusanku"
"Memang mau ketemu dimana ?"
"Gerbang belakang kampus"
"Kalau ada Apa-apa kamu langsung hubungi aku ya, kasih kabar" ucapmu dengan nada yg seperti khawatir, ya aku yau kamu pasti khawatir karena aku sudah menceritakan tentang masa laluku itu termasuk mantanku yg itu.
Hampir setengah jam aku diluar dan akhirnya aku kembali. "Kamu gak apa-apa? " tanyamu khawatir.
"Engga kok, tuh liat gak apa-apa kan?"
"Kamu nangis? "
"Engga"
"Bohong !" balasmu dengan nada yg serius tidak percaya "Ayo cerita, ada apa, apa yg terjadi"
"Gak ada apa-apa ko, aku cuma lega dan merasa ini sudah selesai sudah berakhir dan semoga gak ganggu-ganggu lagi"
Kamu memperhatikanku dengan serius dan seolah ingin memakanku jika kulihat dari pandangannya.
"Udah udah, semua udh beres ko, udah berakhir, percaya deh" lanjutku untuk lebuh Meyakinkannya
Kamu ingat Jef, sore itu kita sama-sama pulang ke rumah bukan ke basecamp. Malam itu kita makan bersama terlebih dahulu. Disana kita mulai bicara membicarakan hati dan perasaan. Jujur aku bingung saat itu, tapi aku berusaha menjadi pendengar yg baik untukmu. Aku ingat,disana kamu menanyakan tentang perasaanku padamu. Aku menjawabnya, dan akupun menanyakan statusmu dengan wanita berinisial RN itu. Kamu bercerita tentangnya dan berkata akan mengakhirinya. "Selesaikan saja dulu masalah kamu dengan dia, kalau sudah beres silahkan datang lagi. Aku ga mau dibilang perusak, pengganggu atau apalah" ucapku dengan senyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar