Jumat, 31 Juli 2015

Filsafat Ketuhanan



Filsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut filosofis. Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi) akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya. Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan
Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran ialah sebagai berikut :
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yg dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
Tuhan dalam pandangan Al Kindi adalah wujud yang hak (benar) yang bukan asalnya tidak ada kemudian menjadi ada. Ia selalu ada dan selalu ada. Tuhan adalah wujud yang sempurna yang tidak didahului oleh wujud lain, tidak berakhir wujud- Nya dan tidak da wujud kecuali dengan-Nya. (Ahmad Hanafi,1990:171) Secara substansial pengertian Tuhan menurut Al Kindi sama halnya dengan AlFarabi, ia mengatakan bahwa Tuhan adalah Allah SWT. Dia adalah wujud yang sempurna dan yang ada tanpa suatu sebab.
2.Hakekat Tuhan
Tuhan adalah penguasa tertinggi di jagad raya ini, Tuhan adalah Zat yang MahaTinggi dan Esa, Pencipta yang Maha Kuat dan Maha Tahu, yang abadi, penentu takdir, dan hakim bagi semesta alam. Menurut Alquran terdapat 99 asma’ul husna yang menunjukkan sifat-sifat Tuhan yang berbeda.
3.Pemikiran Tentang Tuhan
Di dalam sejarah pemikiran manusia, Tuhan dikonsepsikan oleh berbagai keyakinan dengan istilah yang berbeda-beda sehingga melahirkan berbagai macam agama dan ajaran, ada agama langit ( samawi ), agama bumi ( ardli ), kepercayaan atau keyakinan tentang segala yang menguasai keadaan dan sebagainya. Keyakinan itu bisa saja ditanamkan dalam hati dengan melihat segala hal yang ada di bumi.
4. Tuhan dalam Ajaran Agama-agama
Keyakinan tentang Tuhan dalam agama-agama yang ada di dunia diwujudkan dengan berbagai macam hal yang berbeda. Tuhan adalah sesuatu yang dianggap tinggi, dijunjung, diagungkan. Dalam realitanya, Tuhan direferinsikan ke dalam berbagai hal. Mereka orang yahudi menuhankan berhala, ada pula yang menuhankan hawa nafsu, harta benda, atau bahkan manusia.
5. Tuhan Allah
Konsep mengenai Illah dan Allah dapat dilihat dalam ucapan syahadat , yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhhammad adalah utusan-Nya. Dari kalimat ini dapat diketahui dari awal manusia sudah ditanamkan keyakinan bahwa tidak adaTuhan selain Allah, Allah adalah zat yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.Tuhan yang diartikan sesuatu yang dipentingkan
Implementasi Iman dan Takwa
Ѕеlаmа ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Allah, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan orang itu sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus аdа kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan. demikian bertauhid adalah mengesakan Allah dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dapat dinyatakan beriman dan bertakwa pada Allah, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar