Meyakini adanya kebangkitan dari kematian adalah salah satu keyakinan yang
membedakan antara iman dan kufur. Al Qur'an, as Sunnah, dan ijma' umat Islam
sangat jelas menunjukkan adanya kebangkitan itu. Bahkan semua pengikut risalah
samawiyah (risalah langit) juga mengakuinya. Namun banyak orang yang salah
dan tersesat dalam masalah ini, sebagian mereka ada yang mengingkari proses
kejadian dan hari tempat kembali (ma'ad), mereka berkata: "Tidak ada
kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan
dibangkitkan." (QS. Al Dukhan: 35).
Al Qur'an al Karim telah panjang
lebar membicarakan tentang kebangkitan untuk meyakinkan eksistensinya,
menyebutkan contoh yang mengindikasikannya, dan bantahan terhadap syubhat yang
dihembuskan orang-orang yang mengingkarinya.
Allah Ta'ala berfirman:
اللَّهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ
فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
"Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di
hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih
benar perkataan (nya) daripada Allah." (QS. Al Nisa': 87)
قُلْ إِنَّ
الْأَوَّلِينَ وَالْآَخِرِينَ لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
"Katakanlah:
"Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,
benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal."
(QS. Al Waaqi'ah: 49-50)
Di antara argumentasi yang Allah
sebutkan dalam Al Qur'an untuk menunjukkan hakikat keberadaan hari kebangkitan
adalah firman-Nya tentang Qudrah (Maha Kuasa)-Nya menghidupkan bumi yang
mati untuk menunjukkan atas kemampuan-Nya menghidupkan orang dari
kematiannya.
وَمِنْ
آَيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا
الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى
إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Dan sebagian dari
tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka
apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati;
sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Fushilat: 39)
Dalam ayat di atas, Allah menjadikan
Qudrah-Nya menghidupkan bumi yang sebelumnya mati untuk menunjukkan
kemampuan-Nya menghidupkan kembali orang mati dan membangkitkan orang yang
berada di dalam kubur.
Ayat lain yang masih mengupas tema
ini adalah firman Allah:
وَتَرَى
الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ
الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
وَأَنَّ السَّاعَةَ آَتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي
الْقُبُورِ
"Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu
dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.Yang
demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya
Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala suatu,dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam
kubur." (QS. Al Hajj: 5-7)
Allah juga menjadikan Qudrah-Nya
memulai penciptaan untuk menunjukkan Qudrah-Nya mengembalikannya dalam bentuk
awal, bahkan itu lebih mudah bagi-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
وَهُوَ
الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ
الْمَثَلُ الْأَعْلَى فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Dan Dialah yang menciptakan
(manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali,
dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah
sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana." (QS. Al Ruum: 27)
Allah juga menjadikan Qudrah-Nya
memulai penciptaan untuk menunjukkan Qudrah-Nya mengembalikannya dalam bentuk
awal, bahkan itu lebih mudah bagi-Nya.
أَيَحْسَبُ
الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى، أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى،
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى، فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ
وَالْأُنْثَى، أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى
"Apakah manusia mengira,
bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?. Bukankah dia
dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu
menjadi segumpal darah. Lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. Lalu
Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah
yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?" (QS.
Al Qiyamah: 36-40)
"Dan apakah manusia tidak
memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba
ia menjadi penantang yang nyata! Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia
lupa kepada kejadiannya; Ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang belulang, yang telah hancur luluh?"Katakanlah: "Ia akan
dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha
Mengetahui tentang segala makhluk." (QS. Yaasin: 77-79)
Sebagian pendapat mengatakan, ayat
itu turun terhadap Ubai bin Khalaf atau al 'Ash bin Wail ketika datang kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil membawa tulang yang telah
hancur luluh di tangannya. Ia meremas tulang itu dan meniupnya ke udara dan
berkata, "Hai Muhammad, apakah engkau yakin Allah akan membangkitkan ini?
Atau berkata, "Apakah Allah akan menghidupkan ini setelah hancur?!
Allah Ta'ala berfirman, (artinya)
"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati".
(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu
janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui."
(QS. Al Nakhl: 38)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Allah Ta'ala berfirman: "Anak Adam (manusia) telah
mendustakan dan mencela-Ku, padahal dia tidak pantas berbuat demikian. Adapun
pendustaannya terhadap-Ku dengan dia berkata, "Dia (Alah) tidak akan
mengembalikanku sebagaimana ia menciptaanku", bukankah menciptakan untuk
pertama kali lebih susah daripada mengembalikannya pada bentuk semula? Adapun
cercaannya kepada-Ku dengan dia berkata, "Allah mengambil seorang
putra," padahal Aku Dzat Yang Maha Esa (tunggal) dan Maha Tumpuan, Aku
tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak ada seorangpun yang setara
dengan-Ku." (HR. Al Bukhari).
ALAM KUBUR ( BARZAH )
Alam Barzah adalah kurun waktu
(periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan
(dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan.
Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita.
Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita.
PENGERTIAN AKHIRAT
Asal kata âkhirah (آخِرَة) adalah
al-âkhir (الآخِر) yang berarti lawan dari al-awwal (الأوَّل) atau “yang
terdahulu”. Kata itu juga berarti “ujung dari sesuatu”,yang biasanya menunjuk
pada jangka waktu.
Kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian/ sesudah dunia berakhir.
Kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian/ sesudah dunia berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar