بسم الله الرحمن الرحيم
Bahasan kita kali ini adalah tentang
“Hari Dikumpulkan” atau biasa kita sebut dengan: Yaumul
Mahsyar, atau dalam Bahasa Arabnya adalah “Yaumul Hasyr”;
yang merupakan kelanjutan dari kajian lalu tentang Hari Kebangkitan.
Sudah banyak dalil yang kita bahas
berkenaan dengan Hari Kebangkitan. Diantara dalil tersebut antara lain
adalah sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam Al Qur’an Surat Ar
Ruum (30) ayat 27 :
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ
ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya:
“Dan Dialah (Allooh) yang menciptakan (manusia) dari
permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)-nya kembali, dan menghidupkan
kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah sifat yang
Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
Juga sebagaimana firman-Nya dalam
QS. Al Anbiyaa’ (21) ayat 104 :
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاء كَطَيِّ
السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْداً
عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
Artinya:
“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagaimana menggulung
lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama,
begitulah Kami akan mengulanginya.
Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya..”
Yaumul Mahsyar atau Yaumul Hasyr adalah “Hari dimana
manusia dikumpulkan oleh Allooh سبحانه وتعالى”. Mereka dibangunkan
dari kubur mereka, lalu akan dikumpulkan.
Kemudian mereka pun berdiri dan
dikumpulkan. Berapa lama berdirinya, bagaimana keadaan mereka, apa yang akan
dilakukan terhadap mereka selama berdiri tersebut, serta apa yang dialami
setelah berdiri itu, adalah yang insya Allooh akan dibahas dalam kajian
kita kali ini.
Pada intinya, yang perlu kita ingat
adalah bahwa setiap kita akan mengalami semua hal itu. Setelah kita mati, maka
kita akan dibangkitkan dan lalu dikumpulkan.
Proses itu merupakan tahapan dan
akan kita alami dua perkara :
Pertama, kia akan bertemu dengan apa yang disebut sebagai Al
Haudh (Telaga Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم)
yang bernama Al Kautsar.
Dan dalam Al Qur’an ada sebuah surat
yang disebut dengan: Surat Al Kautsar, dimana surat tersebut
memberikan penjelasan sehubungan dengan Hari Al Hasyr; dan
siapakah yang akan meminum air dari Telaga Al Kautsar tersebut.
Hendaknya kita melakukan introspeksi terhadap diri kita masing-masing, apakah
kita tergolong layak meminum air telaga tersebut ataukah tidak.
Kedua, akan terjadi Asy Syafaa’ah.
Yaumul Hasyr itu berkaitan erat dengan urusan Asy Syafaa’ah.
“Asy Syafaa’ah” artinya adalah “Penggenapan”,
dimana seseorang diberikan rekomendasi oleh Allooh سبحانه وتعالى,
melalui Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم didalam melaksanakan perjalanan
akhiratnya, apakah ia tergolong yang mendapatkan kemudahan atau bahkan
mendapatkan pembebasan dari ‘Adzaabun Naar (siksa neraka)
ataukah tidak.
Setelah itu, kita akan mengalami
tahapan berikutnya yaitu Al Hisaab.
“Al Hisaab” artinya
adalah “Perhitungan”, dimana manusia akan diperlihatkan oleh
Allooh سبحانه وتعالى dengan apa yang disebut dalam bahasa ‘aqiidah yakni: Al
‘Ardhu. Itulah hari dimana kita akan ditunjukkan catatan amalan diri
kita masing-masing. Adakah kita tergolong yang menerima catatan amalan tersebut
dengan tangan kanan ataukah dengan tangan kiri. Sesungguhnya, amatlah beruntung
orang-orang yang menerima catatan amalan tersebut dengan tangan kanannya, dan
celakalah bila tergolong orang-orang yang menerima catatan amalan tersebut
dengan tangan kirinya.
Tahapan berikutnya adalah Al
Miizaan, artinya “Ditimbang”. Adakah kita tergolong yang
lebih berat timbangan amal sholiihnya ataukah justru lebih berat
timbangan keburukannya.
Tahapan demi tahapan tersebut insya
Allooh akan kita bahas satu-per-satu.
Berbagai dalil tentang Yaumul Mahsyar
Dalil yang menyebutkan tentang
adanya Yaumul Mahsyar (Al Hasyr) itu banyak sekali,
baik di dalam Al Qur’an maupun di dalam Hadits-Hadits Rosuulullooh صلى الله
عليه وسلم. Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa hari itu akan terjadi dan
akan dialami oleh setiap umat manusia. Termasuk orang kaafir pun akan
mengalaminya.
Perhatikanlah firman Allooh سبحانه
وتعالى di dalam Al Qur’an Surat Al An’aam (6) ayat 36 – 38 berikut ini:
Ayat 36 :
إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ
يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Artinya:
“Hanya orang-orang yang mendengar saja lah yang mematuhi
(seruan Allooh), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh
Allooh, kemudian kepada-Nya-lah mereka dikembalikan.”
Ayat 37 :
وَقَالُواْ لَوْلاَ نُزِّلَ
عَلَيْهِ آيَةٌ مِّن رَّبِّهِ قُلْ إِنَّ اللّهَ قَادِرٌ عَلَى أَن يُنَزِّلٍ
آيَةً وَلَـكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Artinya:
“Dan mereka (orang-orang musyrik Mekkah) berkata: “Mengapa
tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu`jizat dari Robb-nya?”
Katakanlah: “Sesungguhnya Allooh kuasa menurunkan suatu mu`jizat, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui”.”
Maksudnya, orang-orang kaafir ketika
itu berkata : “Mengapa tidak diturunkan mu’jizat dari Allooh سبحانه
وتعالى? Mana buktinya bahwa manusia itu akan mati lalu akan dibangkitkan
setelah mati?”
Dan bukti yang diminta oleh
orang-orang kaafir tersebut bukanlah berupa dalil, melainkan yang mereka minta
adalah bukti nyata seperti yang pernah diminta oleh kaum-kaum sebelum umat
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, yaitu pembuktian secara inderawi, bukti yang
bisa dilihat secara langsung oleh mata kepala mereka.
Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
pun diperintahkan oleh Allooh سبحانه وتعالى agar menjawab dengan: “Sesungguhnya
Allooh kuasa menurunkan mu’jizat sebagai bukti tentang akan terjadinya kebangkitan,
akan tetapi kebanyakan mereka tidak tahu tentang pembuktian itu”.
Ketidaktahuan mereka itu bisa jadi
karena kejahilan mereka atau karena mereka tidak mau menerima firman Allooh
سبحانه وتعالى dan dalil-dalil yang berasal dari wahyu.
Ayat 38 :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ
وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا
فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga)
seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian
kepada Robb-lah mereka dihimpunkan (dikumpulkan).”
Maksud daripada ayat diatas adalah: Jangankan
manusia, bahkan binatang-binatang pun termasuk burung yang berterbangan
sekalipun akan dikumpulkan oleh Allooh سبحانه وتعالى. Itu merupakan bukti
bagi kita, yang tidaklah boleh kita ragu bahwa kita akan mengalami hari dimana
kita dikumpulkan oleh Allooh سبحانه وتعالى, untuk menunggu keputusan
apakah yang akan terjadi terhadap diri kita masing-masing setelahnya. Kita akan
dikumpulkan dalam keadaan telanjang, dimana kita akan menerima pengadilan
Allooh سبحانه وتعالى. Pengadilan dengan adil yang sebenar-benarnya.
Tidak ada lagi suap-menyuap sebagaimana yang di dunia ini bisa saja terjadi,
dimana orang-orang yang kaya atau orang-orang yang berpengaruh dan memiliki
jabatan bisa saja “membeli hukum” agar dia dapat terlepas dari
pengadilan di dunia; tetapi di Hari Akhirat nanti hal itu tidak bisa lagi
dilakukannya.
Sebelum Yaumul Mahsyar
itu pasti akan menimpa diri kita, hendaknya kita mempersiapkan diri di dunia
ini dengan banyak beramal shoolih. Kelak kita akan datang menghadap
kepada Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaan menundukkan pandangan dan diliputi
kehinaan. Sungguh, di kala itu tidak ada yang berani memberontak kepada Allooh
سبحانه وتعالى. Yang ada hanyalah perasaan takut dan hina dikala menghadap
Allooh سبحانه وتعالى pada Yaumul Mahsyar.
Apa yang harus kita persiapkan dan
akan kita pertanggungjawabkan kepada Allooh سبحانه وتعالى?
Seluruh apa yang kita perbuat, apa
yang kita yakini, apa yang kita nyatakan di dunia ini akan kita
pertanggungjawabkan di hadapan Allooh سبحانه وتعالى.
Oleh karena itu hendaknya kita
berhati-hati. Kendalikanlah telinga kita, kendalikanlah pandangan mata kita,
kendalikanlah seluruh anggota tubuh kita dan kendalikan pula hati kita untuk
selalu berjalan di atas jalan Al Haq, karena semuanya itu akan
ditanya oleh Alloohسبحانه وتعالى. Termasuk juga pekerjaan kita sehari-harinya.
Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al
Imaam Al Bukhoory no: 893, dari Shohabat Ibnu ‘Umar رضي الله عنه, bahwa
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
Artinya:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan
ditanya tentang kepemimpinannya”
Walaupun ada diantara kita yang
masih hidup membujang, belum punya isteri ataupun keluarga, tetapi tetap saja
dia akan ditanya tentang kepemimpinan atas dirinya sendiri. Kaki, tangan, mata,
pendengarannya akan tetap diminta pertanggungjawabannya oleh Allooh سبحانه
وتعالى.
Dan di hadapan Allooh سبحانه وتعالى,
tidak ada yang bisa membantah. Maka sebelum penyesalan itu terjadi, sebelum
kita dikumpulkan di Yaumul Mahsyar tersebut, maka marilah mulai
dari sekarang, kita kembali kepada jalan Allooh سبحانه وتعالى. Diatas jalan-Nya
yang lurus dan benar.
Berbagai Hadits yang menjelaskan
berbagai keadaan manusia di Hari Mahsyar :
Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory
no: 6521 dan Al Imaam Muslim no: 2790, dari Shohabat Sahl bin Sa’ad As Sa’idi
رضي الله عنه, dimana beliau berkata: “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه
وسلم bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِىِّ لَيْسَ
فِيهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ
Artinya:
“Akan dibangkitkan, dikumpulkan semua manusia di atas bumi
yang putih, seperti kapas yang jernih. Tidak ada tanda (identitas) bagi
seseorang”.
Makna dari Hadits tersebut adalah
bahwa:
- Manusia akan dibangkitkan,
- Manusia akan dikumpulkan di bumi yang putih.
- Ketika itu manusia tidak ada yang mengenal satu sama lainnya.
Juga didalam Hadits Riwayat Al Imaam
Al Bukhoory no: 6527 dan Al Imaam Muslim no: 2859, dari Shohabiyyah ‘Aaisyah
رضي الله عنها, dimana beliau berkata: “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه
وسلم bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً ». قُلْتُ (عَائِشَةُ) يَا رَسُولَ اللَّهِ
النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ -صلى
الله عليه وسلم- « يَا عَائِشَةُ الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ
إِلَى بَعْضٍ
Artinya:
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat, tidak beralas
kaki, tidak berpakaian, tidak berkhitan”.
Aku (‘Aaisyah رضي الله عنها)
bertanya lagi: “Ya Rosuulullooh, kalau demikian tentu satu sama lain akan
saling melihat, apakah tidak malu?”.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
bersabda: “Keadaan manusia pada hari itu sangatlah dahsyat, lebih dahsyat
berfikir tentang keadaan diri mereka daripada melihat aurot masing-masing”.
Maksud dari Hadits tersebut adalah
bahwa manusia dikala itu, masing-masing sudah sangat sibuk memikirkan keadaan
dirinya sendiri, bagaimanakah mereka harus mempertanggung-jawabkan dirinya di
hadapan Allooh سبحانه وتعالى; mereka tidak akan sempat untuk memperhatikan
aurot dirinya atau orang-orang disekitarnya.
Juga didalam Hadits Riwayat Al Imaam
Muslim no: 2864, dari Sulaim Ibnu ‘Aamir رضي الله عنه dari salah seorang
Shohabat bernama Al Miqdad Ibnul Aswad رضي الله عنه, dimana beliau berkata,
“Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ ». قَالَ
سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ فَوَاللَّهِ مَا أَدْرِى مَا يَعْنِى بِالْمِيلِ
أَمَسَافَةَ الأَرْضِ أَمِ الْمِيلَ الَّذِى تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ. قَالَ «
فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِى الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ
مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا
». قَالَ وَأَشَارَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ
Artinya:
“Matahari akan direndahkan (didekatkan) dengan kepala
manusia, sampai jarak antara matahari dengan kepala manusia hanya satu mil”.
Sulaim Ibnu Amir رضي الله عنه
(periwayat hadits ini) berkata:
“Demi Allooh, aku tidak tahu apa
yang dimaksud dengan “mil”, apakah itu berarti suatu
jarak ataukah itu berarti celah.”
Selanjutnya Rosuulullooh صلى الله
عليه وسلم bersabda:
“Manusia pada hari itu akan
berkeringat dan banyak yang berkeringat di sana sampai setinggi mata-kakinya.
Ada yang keringatnya sampai ke lutut. Ada manusia yang berkeringat sampai
setinggi pinggang. Dan di antara mereka ada yang dibungkam oleh keringatnya sendiri,
karena keringatnya sampai setinggi mulutnya”.
Sambil beliau صلى الله عليه وسلم
memperlihatkan kepada Miqdad Ibnul Aswad رضي الله عنه, tangan beliau
menunjuk mulut beliau sambil berkata: “Sampai disini”.
Dan dalam Hadits Riwayat Imaam Ahmad
no: 22240, dari Shohabat Abu ‘Umaamah رضي الله عنه bahwa Rosuulullooh صلى الله
عليه وسلم bersabda:
تَدْنُو الشَّمْسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَلَى قَدْرِ مِيلٍ ، وَيُزَادُ فِي حَرِّهَا كَذَا وَكَذَا يَغْلِي
مِنْهَا الْهَامُّ كَمَا تَغْلِي الْقُدُورُ يَعْرَقُونَ فِيهَا عَلَى قَدْرِ
خَطَايَاهُمْ مِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى كَعْبَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ
إِلَى سَاقَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى وَسَطِهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ
يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ
Artinya:
“Matahari akan direndahkan (didekatkan) dengan kepala
manusia, sampai jarak antara matahari dengan kepala manusia hanya satu mil.
Dan panasnya ditambah sampai dengan begini dan begini, sehingga otak menjadi
mendidih, sebagaimana air dalam bejana. Dan mereka berkeringat sesuai dengan
kadar keshoolihan mereka, sehingga menenggelamkan kedua mata kakinya, kedua
betisnya, pinggangnya, bahkan diantara mereka ada yang dibungkam oleh
keringatnya sendiri.”
Itulah hal yang akan terjadi kepada
manusia di Yaumul Mahsyar. Maka hendaknya mulai saat sekarang
kita sudah “meng-hisab” diri kita masing-masing sebelum dihisab oleh
Allooh سبحانه وتعالى. Karena ketika Yaumul Mahsyar itu
adakah kita tergolong yang akan mendapatkan keringat sampai setinggi mata kaki,
ataukah sampai selutut, ataukah sampai setinggi pinggang ataukah bahkan sampai
setinggi mulut kita?
Jika seseorang itu semakin banyak ma’shiyat-nya,
tentulah keringatnya pun akan semakin banyak pula, sehingga bisa menenggelamkan
dirinya.
Juga didalam Hadits Riwayat Al Imaam
Al Bukhoory no: 4938 dan Al Imaam Muslim no: 2862, dari Shohabat Ibnu ‘Umar رضي
الله عنه, beliau berkata bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
حَتَّى يَغِيبَ أَحَدُهُمْ فِي
رَشْحِهِ إِلَى أَنْصَافِ أُذُنَيْهِ
Artinya:
“Berkenaan dengan firman Allooh سبحانه وتعالى: “(Yaumul
Hasyr) adalah Hari dimana manusia berdiri menghadap Allooh, Robb semesta alam”,
maka keringat manusia ketika itu sampai pada pertengahan kedua telinganya”.
Maksudnya, keringat manusia ada yang
sampai setinggi telinga, sehingga air keringat bisa menenggelamkan tubuhnya.
Kita berdo’a mudah-mudahan Allooh
سبحانه وتعالى menjauhkan perkara-perkara seperti itu dari diri kita. Hal itu
bisa terjadi kalau sejak sekarang ketika kita masih diberi kesempatan untuk
hidup di dunia ini, maka kita mempunyai sikap untuk memilih berada diatas
jalan-Nya yang lurus, memiliki ‘aqiidah yang benar, men-tauhidkan Allooh
سبحانه وتعالى dengan benar, dan beramal shoolih sebanyak-banyaknya, agar
kelak di Hari Mahsyar dapat terhindar dari ditenggelamkan keringat hingga
sekujur tubuh kita.
Juga dalam Hadits Riwayat Al
Imaam Al Bukhoory no: 6532, dari Shohabat Abu Huroiroh رضي الله عنه, beliau
berkata bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا
وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
Artinya:
“Manusia akan berkeringat sampai-sampai keringatnya itu
menggenang sampai tujuhpuluh siku, lalu membungkam mulut mereka, sampai
keringat mereka setinggi telinga-telinga mereka”.
Itulah gambaran manusia ketika di Yaumul
Mahsyar. Bagi orang yang memiliki keimanan di dalam hatinya maka dia
akan menjadi takut dan hal itu akan menjadi pelajaran bagi dirinya.
Berapa lamanya manusia akan berdiri
di Yaumul Mahsyar
Dalam hal ini, Al Imaam Ibnu Katsiir
رحمه الله dalam Tafsiir Ibnu Katsiir, ketika menafsirkan
Surat Al Muthoffiffiin (83) ayat 6, dimana beliau رحمه الله menukil
beberapa perkataan para ‘Ulama dari kalangan para Shohabat bahwa lama manusia
berdiri di saat itu adalah ada yang mengatakan 70 (tujuh puluh) tahun tidak
berbicara, juga ada yang mengatakan 300 (tiga ratus) tahun, juga ada yang
mengatakan 40 (empatpuluh) tahun, dan juga ada yang mengatakan 10.000 (sepuluh
ribu) tahun; diantaranya adalah:
1)
Menurut ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي الله عنه: “40 (empat puluh) tahun.”
2)
Menurut ‘Abdullooh bin ‘Umar رضي الله عنه: “100 (seratus) tahun.”
3)
Menurut Abu Hurairoh رضي الله عنه dari apa yang Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
nyatakan pada Basyiir al Ghifaary رضي الله عنه: “300 (tiga ratus) tahun.”
4)
Menurut Abu Hurairoh رضي الله عنه dari apa yang diriwayatkan oleh Imaam Muslim
رحمه الله no: 987 adalah: “50.000 (lima puluh ribu) tahun.”
Dan bahkan di dalam Hadits dari
salah seorang Shohabat bernama Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه, beliau
berkata, “Berkaitan dengan Surat Al Muthoffiffiin (83) ayat 6:
يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ
الْعَالَمِينَ
“(Yaumul Hasyr) (yaitu) hari
(ketika) manusia berdiri menghadap Robb semesta alam”, betapa panjang hari
ini (Yaumul Hasyr).”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
bersabda:
“Tetapi bagi mu’min yang taat kepada
Allooh سبحانه وتعالى maka akan Allooh
ringankan, yaitu limapuluh ribu tahun itu seperti kadar seorang
sholat fardhu di dunia”.
Sayangnya, Hadits ini lemah (dho’iif),
sehingga tidak bisa dijadikan sebagai suatu sandaran.
Masih banyak lagi dalil-dalil yang
memberikan penjelasan tentang Yaumul Mahsyar,
diantaranya juga adalah Hadits
berikut ini :
Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory
no: 3340, dari Shohabat Abu Huroiroh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله
عليه وسلم bersabda:
أَنَا سَيِّدُ الْقَوْمِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ هَلْ تَدْرُونَ بِمَنْ يَجْمَعُ اللَّهُ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ
فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَيُبْصِرُهُمُ النَّاظِرُ وَيُسْمِعُهُمُ الدَّاعِي
وَتَدْنُو مِنْهُمُ الشَّمْسُ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ أَلاَ تَرَوْنَ إِلَى مَا
أَنْتُمْ فِيهِ إِلَى مَا بَلَغَكُمْ أَلاَ تَنْظُرُونَ إِلَى مَنْ يَشْفَعُ
لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ…
Artinya:
“Aku adalah tuan manusia pada hari Kiamat. Apakah kalian tahu
tentang orang dimana Allooh kumpulkan sejak awal generasi manusia sampai
akhir generasi manusia di satu padang sehingga dia melihat mereka dan mendengar
seruan dan matahari mendekat kepada mereka sehingga sebagian manusia
mengatakan, “Apakah kalian tidak melihat kepada keadaan kalian saat ini,
tidakkah kalian melihat pada yang akan memberi syafa’at untuk kalian pada
Allooh سبحانه وتعالى…”
Demikianlah, dalil-dalil yang
menjelaskan tentang Yaumul Mahsyar, ada yang menjelaskan lamanya
adalah empat puluh tahun, seratus tahun, tigaratus
tahun bahkan sampai limapuluh ribu tahun.
Dalil-dalil yang riwayatnya shohiih,
bila digabungkan dengan riwayat yang lemah (dho’iif) tersebut, maka
dapatlah diambil pelajaran bahwa maknanya adalah: “Bagi orang yang mu’min
(beriman), tidaklah sama perasaannya, yaitu ada yang merasakan Yaumul Mahsyar
itu laksana limapuluh ribu tahun, ada yang merasakannya tiga ratus
tahun dan ada pula yang merasakannya empatpuluh tahun dan bahkan ada
yang laksana kadar sholat fardhu di dunia.”
Pada intinya: “Kadar keimanan
dan amal-shoolih kita lah yang akan menjadikan penentu berapa lama kita
akan berdiri menunggu keputusan Allooh سبحانه وتعالى seperti
disebutkan diatas.”
Bagaimana dengan keadaan orang-orang
yang sombong
Di dalam Hadits Riwayat Al Imaam At
Turmudzy no: 2492, beliau berkata Hadits ini Hasan Shohiih, dan Syaikh
Nashiruddin Al Albaany men-Hasankannya, dari Shohabat ‘Amr bin Syu’aib
dari ayahnya (Syu’aib) dan dari kakeknya رضي الله عنهم, bahwa Rosuulullooh صلى
الله عليه وسلم bersabda:
يحشر المتكبرون يوم القيامة أمثال
الذر في صور الرجال يغشاهم الذل من كل مكان فيساقون إلى سجن في جهنم يسمى بولس
تعلوهم نارالأنيار يسقون من عصارة اهل النار طينة الخبال
Artinya:
“Orang-orang yang sombong itu akan Allooh kumpulkan pada
Hari Kiamat, sedang mereka seperti biji-bijian, diselimuti oleh kehinaan dari
berbagai penjuru, mereka akan digiring menuju penjara di neraka jahanam yang
bernama Bulis dan mereka akan ditenggelamkan dan akan ditutup oleh api yang
bernama Naarul An-yar, kemudian mereka akan disiram oleh nanah-nanah neraka”.
Maksud dari “seperti biji-bijian”
sebagaimana disebutkan dalam Hadits diatas adalah bahwa mereka menjadi manusia
yang bentuknya kecil-kecil seperti biji-bijian (biji jagung) dan mereka akan
mendapatkan siksa sebagaimana disebutkan dalam Hadits tersebut. Itulah siksaan
bagi orang-orang yang sombong. Oleh karena itu, hendaknya kita jauhi sikap
sombong, karena sikap sombong itu tiadalah manfaatnya di dunia, apalagi di
negeri akhirat.
Demikian pula dalam Hadits Riwayat
Al Imaam Al Bazzaar, dari Shohabat Jaabir bin ‘Abdillah رضي الله عنه, bahwa
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Allooh akan membangkitkan
manusia pada Hari Kiamat dalam bentuk yang sangat kecil dan hina, diinjak-injak
oleh orang-orang melalui kaki-kaki mereka”.
Lalu Shohabat bertanya: “Ya
Rosuulullooh, mengapa mereka menjadi sekecil itu?”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
menjawab: “Mereka waktu di dunia termasuk orang-orang yang sombong.”
Sedangkan tentang Naarul
An-yar adalah sebagaimana dijelaskan didalam Hadits dari Shohabat Abu
Huroiroh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Akan didatangkan orang-orang
yang bengis, kejam, dan orang-orang yang sombong pada Hari Kiamat, mereka akan
sekecil biji-bijian, diinjak-injak oleh orang karena kehinaan mereka dalam pandangan
Allooh, sampai datang keputusan Allooh terhadap manusia. Kemudian mereka
(orang-orang kecil itu) digiring ke neraka An-yar.”
Shohabat pun bertanya: “Ya
Rosuulullooh, apakah An-yar itu?”.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
menjawab: “Mereka akan disiram dengan nanah dan darah yang berasal dari
neraka”.
Apa yang dialami manusia di Yaumul
Mahsyar
Hal ini adalah sebagaimana
diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 400, dari Shohabat Anas
bin Maalik رضي الله عنه, beliau berkata: “Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
berbincang-bincang dengan para Shohabat, kemudian beliau صلى الله عليه وسلم
mengangkat kepalanya sambil tersenyum dan bersabda:
أُنْزِلَتْ عَلَىَّ آنِفًا سُورَةٌ ».
فَقَرَأَ « بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ) ». ثُمَّ قَالَ «
أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ ». فَقُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ «
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ
حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ
فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى.
فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ وَقَالَ « مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ
Artinya:
“Diturunkan kepadaku barusan suatu surat, kemudian beliau صلى
الله عليه وسلم membaca Surat Al Kautsar (108) ayat 1-3, kemudian beliau
صلى الله عليه وسلم bertanya, “Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?”
Kami menjawab, “Allooh dan
Rosuul-Nya yang lebih tahu.”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
bersabda, “Itu adalah telaga yang Allooh janjikan kepadaku di surga, di
dalamnya terdapat kebaikan yang banyak, yaitu ummatku akan mendatangi telaga
itu pada Hari Kiamat. Gelas (bejana untuk minum)-nya sebanyak bintang di langit”.
Kemudian dikatakan : “Ada segerombolan orang yang berdesak-desakan untuk
mendapatkan air Telaga itu, lalu kukatakan: “Itu ummatku, ya Allooh”.
Kemudian Allooh سبحانه وتعالى
berfirman: “Kamu tidak tahu apa yang mereka ada-adakan (berbuat Bid’ah)
setelahmu”.
Maka aku katakan, “Menjauhlah, menjauhlah, bagi yang menukar-nukar
(dien) sepeninggalku !”
Juga sebagaimana dalam Hadits
Riwayat Imaam Al Bukhoory no : 7050, dari Shohabat Sahl bin Sa’ad رضي
الله عنه, ia berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ
فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ
أَبَدًا لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ
بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ قَالَ أَبُو حَازِمٍ فَسَمِعَنِي النُّعْمَانُ بْنُ أَبِي
عَيَّاشٍ وَأَنَا أُحَدِّثُهُمْ هَذَا فَقَالَ هَكَذَا سَمِعْتَ سَهْلًا فَقُلْتُ
نَعَمْ قَالَ وَأَنَا أَشْهَدُ عَلَى أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ لَسَمِعْتُهُ
يَزِيدُ فِيهِ قَالَ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا
بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي
Artinya:
“Aku akan mendahului kalian tiba di Haudh (telaga Al
Kautsar). Barangsiapa yang tiba disana, pasti minum dan siapa saja yang minum
darinya, pasti tidak akan dahaga selama-lamanya. Akan datang kepadaku
sejumlah ummatku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian aku
dipisahkan dari mereka.”
Abu Hazim berkata, “An Nu’man bin
Abi ‘Ayyasy رضي الله عنه mendengarnya ketika aku sedang
menyampaikan hadits ini kepada mereka. Beliau berkata, ‘Begitukah engkau
mendengarnya dari Sahl bin Sa’ad?’”
“Benar!”, kataku.
Ia lalu berkata, “Aku bersaksi
bahwa aku mendengar Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه menambahkan (–
apa yang ia dengar dari sabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم tersebut –), “Sesungguhnya
mereka dari ummatku.” Lalu dikatakan kepadaku, “Engkau tidak
tahu apa yang mereka tukar / ganti sepeninggalmu!” Maka aku katakan,
“Menjauhlah, menjauhlah! Bagi yang menukar-nukar dien (– berbuat bid’ah
–) sepeninggalku!”
Itulah gambaran tentang Yaumul
Mahsyar, Hari dimana kita akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang,
tidak beralas kaki, tidak berkhitan, kepanasan hingga puluhan ribu tahun
lamanya, dan keringat kita akan setingga apakah menenggelamkan diri-diri kita
sendiri itu adalah bergantung kepada amal-shoolih yang kita lakukan.
Namun yang jelas, hal ini pasti akan dialami oleh kita semua. Tinggallah kita
mempersiapkan diri terhadap Hari dimana kita akan dimintai pertanggung-jawaban
oleh Allooh سبحانه وتعالى tersebut. Berupayalah sejauh kemampuan agar tergolong
sebagai orang-orang yang beruntung kelak. Sebelum terlambat!
Saat ini, selama nyawa masih belum
sampai ke tenggorokan, selama masih ada waktu untuk memperbaiki diri, maka
banyak-banyaklah kita bertaubat kepada Allooh سبحانه وتعالى. Hindarilah perbuatan-perbuatan
yang syirik. Janganlah menyekutukan Allooh سبحانه وتعالى dengan sesuatu apa
pun. Lakukanlah amalan-amalan yang shoolih. Gantilah perbuatan-perbuatan
ma’shiyat yang pernah kita lakukan dengan perbuatan-perbuatan yang baik.
Gantilah perbuatan-perbuatan Bid’ah yang tidak sesuai dengan ajaran
Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم dengan amalan-amalan
yang sesuai Sunnah (sebagaimana yang dituntunkan Allooh سبحانه وتعالى
dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم).
Mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى
membukakan pintu hidayah dan taufiq kepada diri kita, keluarga
kita dan kaum Muslimin, agar kita dimudahkan untuk selalu berada diatas jalan
yang lurus dan semoga Allooh سبحانه وتعالى mengakhiri hidup kita pada masa yang
ditentukan-Nya adalah dalam keadaan yang Husnul Khootimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar