A. Fungsi Seni Secara Umum
Sebagai
unsur budaya, seni hadir atau diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik
lahir maupun batin. Sebuah unsur budaya akan tetap terpelihara keberadaannya
jika unsur budaya tersebut masih berfungsi dalam kehidupan sosial. Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan betapa kita sangat membutuhkan
sarana berekspresi dalam menikmati keindahan bentuk.
Berdasarkan
fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dipilah menjadi beberapa
kelompok.
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah
emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik
dan fungsi emosi.
a.
Fungsi
fisik ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan
fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan sebagainya.
b. Fungsi emosional ini dipenuhi
melalui seni murni, baik dari senimannya maupun dari pengamat atau konsumennya.
Contoh: lukisan, patung, film dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi
kepentingan orang banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam
beberapa bidang.
a. Rekreasi / hiburan. Seni dapat
digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan.
Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan sebagainya.
b. Komunikasi. Seni dapat digunakan
untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan
produk kepada orang banyak. Contoh: iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
c. Edukasi / Pendidikan. Pendidikan
juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya, contoh; gambar ilustrasi
pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan sebagainya.
d. Religi / Keagamaan. Karya seni dapat
dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya; kaligrafi, arsitektur tempat
ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.
B. Fungsi Seni di Sekolah Dasar
Pendidikan seni
pada umumnya meliputi rupa, seni musik, seni tari dan seni drama (seni teater).
Sejak awal munculnya kurikulum umum para pendidikan seni rupa berjuang agar
seni dipertimbangkan secara serius. Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki
peranan penting untuk menghasilkan warga masyarakat yang baik, tambahan bagi
mata pelajaran akademik, program khusus bagi anak-anak berbakat, atau kegiatan
ekstrakurikuler.
Berikut ini
adalah fungsi seni di sekolah dasar.
1.
Sebagai Media Ekspresi
Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Mula-mula
mengekspresikan keinginan-keinginan nalurinya untuk diketahui ibunya dengan
tangisan atau isyarat – isyarat lainnya. Ekspresi yang ditunjukan oleh
anak merupakan ekspresi keinginan untuk mencapai suatu tujuan tertentu misalnya
memuaskan rasa lapar, dapat pula mengekspresikan sesuatu yang tak mengarah pada
satu objek melainkan hanya menyatakan perasaan seperti gembira, cemas, marah
dan sebagainya. Kedua macam ekspresi tersebut saling berhubungan, pemuasan rasa
lapar misalnya mengakibatkan rasa gembira yang dinyatakan dengan senyuman dan
rasa lapar yang tak terpuaskan akan terekspresikan dengan sedih atau menangis.
Seringkali anak kurang mampu
megeluarkan isi hatinya lewat bahasa lisan. Dan bagi anak, bahasa tulisan lebih
sulit untuk digunakan mengungkapkan isi hatinya. Dalam keadaan seperti itu,
seni dapat membantu mengekspresikan idenya. Ekspresi adalah salah satu
kebutukan rohaniah / batiniah individu untuk berhubungan dengan orang lain.
Dalam hal ini pikiran, perasaan dan emosi ikut berperan.
Ekpresi anak berbeda dengan ekspresi
orang dewasa karena kebutuhannya berlainan. Ekspresi ini perlu mendapat
perhatian dan guru perlu mengembangkannya. Wujud ekspresi dalam seni rupa dapat
berupa gambar, patung, cetakan dan karya lainnya. Terjadinya ekspresi secara
spontan tanpa perintah dari luar. Pengembangan daya ekspresi ini akan terkait
dengan pengembangan kreativitas. Sebab ada 2 macam ekspresi yang terjadi dari
anak yaitu ekspresi kreatif dan ekspresi yang tidak kreatif.
Ekspresi kreatif ialah ekspresi
yang mengandung kreativitas, terutama yang dijumpai dalam kegiatan berolah
seni. Artinya segala hasil ungkapan anak baik berupa gambar, patung atau
lainnya yang menampakkan keunikan, lain daripada yang lain. Sebaliknya,
ekspresi yang tidak kreatif adalah ekspresi yang tidak menghasilkan nilai-nilai
kreatif atau merupakan hasil tiruan, hasil pengulangan atau hasil jiplakan.
Ekspresi kreatif inilah yang harus
dikembangkan oleh guru SD dalam setiap pembelajaran kesenian.
2.
Sebagai Media Komunikasi
Mengapa anak berhasrat melahirkan
sesuatu yang ada pada perasaannya? Mengapa ia tidak puas dengan menyatakan
dalam hati saja? Mengapa ia ingin berkomunikasi?
Komunikasi mengandung arti keinginan
untuk menyampaikan sesuatu pada orang lain. Keinginan berkomunikasi dapat
melalui berbagai media seperti suara, tulis, gerak, dan gambar. Melalui suara
komunikasi dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian atau musik.
Contoh: dalam seni suara, banyak lagu
yang berisikan pesan yang ingin disampaikan pada pihak lain. Karya sastra atau
puisi merupakan media komunikasi yang ingin disampaikan penciptanya pada orang
lain melalui tulisan. Drama atau bermain peran merupakan media komunikasi yang
diwujudkan dalam gerak dan ucapan. Gambar merupakanmedia komunikasi yang
dibentuk dengan bahasa rupa yang cenderung paling banyak dilakukan oleh anak.
3.
Sebagai Media Bermain
Ekspresi bebas meliputi banyak kegiatan
fisik dan proses mental. Bermain merupakan ekspresi bebas yang paling jelas
yang ada pada anak-ana, merupakan sesuatau yang dihasilkan oleh anak-anak yang
paling murni. Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh
kehidupan. Sifatnya
spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk permainan, kegiatan
jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, permainan dalam kelompok dan lainnya
merupakan gerakan – gerakan yang berusaha mencari perpaduan antara proses
mental dan gerak fisik.
Permainan
menyangkut juga kegiatan seni
Permainan bisa dikembangkan menjadi empat sesuai dengan
empat fungsi mental.
a. Dari segi perasaan, permainan dapat
dikembangkan dengan latihan-latihan penjiwaan kea rah drama.
b. Dari segi intuisi, dikembangkan
dengan latihan – latihan ritmis kea rah tari dan music.
c.
Dari segi
sensasi, dapat dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri kea rah disain
plastis atau visual.
d. Dari segi fikiran, dikembangkan dengan
kegiatan-kegiatan konstruktif kea rah keahlian.
Ke arah empat perkembangan inilah pendidikan seni
ditunjukkan. Idealnya keempat fungsi mental berkembang secara bersama – sama.
Hal ini jarang terjadi. Yang umum adalah tiga fungsi mental berkembang bersama
dengan satu fungsi lain yang lebih dominan.
Dalam kegiatan bermain, anak menyatakan dan mengusahakan
segala kecenderungan batinnya untuk menjadi harmonis. Akan hilanglah kesempatan
untuk perkembangan mental anak jika ia tidak dapat bermain.
Dengan demikian maka kegiatan bermain bagi anak sangatlah
penting. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Baik
secara disadari maupun tidak, dalam kegiatan ini, anak dapat bermain sesuai
pembawaannya. Karena
kegiatan kesenian cenderung kea rah artistic, maka kegiatan bermain juga
cenderung pada permainan artistic. Misalnya kegiatan anak untuk memukul,
memijat, meremas dengan tanah liat, akan menghasilkan suatu bentuk yang unik
bahkan menjadi indah dan menarik.
4.
Sebagai Media Pengembangan Bakat
Seni
Pada umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak
lahir. Namun bakat yang terpupuk sejak awal akan lebih baik perkembangannya,
sebaliknya, meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka akan pudarlah bakat
tersebut.
Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada
anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa
sekolahnya, sehingga iadapat menjadi senirupawan.
5.
Sebagai Media Kemampuan
Berpikir
Kegiatan seni dapat melibatkan berbagai
alat/bahan permainan yang secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan
kemampuan bernalar. Berbagai permainan yang bersifat eksploratori dan
eksperimental memiliki nilai tersendiri.
Sebagai contoh:
bermain di bak pasir akan menantang anak untuk bertanya/berpikir mengapa pasir
tidak dapat disusun meninggi tanpa diberi air, tetapi tanah liat dapat dibentuk
dengan mudah jika kandungan airnya tepat. Balok permainan tidak dapat disusun
seenaknya menjadi bentuk arsitektural, tetapi dibutuhkan satu penyusunan yang
terpola.
Penemuan tentang sifat, kemungkinan,
teknik serta prosedur pada saat anak melakukan kegiatan seni, memotivasi anak
untuk berpikir dan mengambil kesimpulan. Bahkan Aristoteles mengatakan, bahwa
dalam seni harus ada keselarasan antara rasio dan emosi. Penciptaan seni
menempatkan rasio sebagai kontrol.
6.
Fungsi seni Sebagai Media untuk
Memperoleh Pengalaman Estetis
Istilah estetis di sini identik dengan
keindahan. Semua cita rasa keindahan terpusat pada kesenangan dan merupakan
pengalaman subyektif. Subyektif dalam arti sulit untuk ditentukan tolak
ukurnya. Oleh sebab itu, perlu untuk mengembangkan cita rasa keindahan dalam
rangka membuat utuh perkembangan pribadinya dan meningkatkan pengalaman serta
kepekaan akan rasa keindahan.
Di dalam pendidikan kesenian, anak
dapat memperoleh pengalaman keindahan. Caranya dimulai dengan mengamati hasil
karya seni yang mengandung nilai estetis, kemudian diajak untuk membahas dan
mengusahakan agar anak mendapat kesenangan dengan pengamatan karya tersebut.
Dari kegiatan pengamatan yang berulang kali dilakukan, kemudian anak diajak
untuk melakukan kegiatan berkarya.
Setiap anak memiliki naluri dorongan citarasa keindahan. Jika naluri ini
tidak ditumbuh kembangkan, maka naluri tersebut akan “mati”.
Hal-hal yang menyenangkan yang
diperoleh anak dari mengamati obyek yang indah akan berkembang menjadi
kesenangan anak untuk berkarya yang indah. Atau sikap serta cara pengalaman
citarasa keindahan akan mempengaruhi kemampuan citarasa keindahan anak. Semakin mendalam sikap serta
pengalaman citarasa keindahan, semakin pekalah citarasa keindahan itu.
Kepekaan inilah yang dikembangkan dalam Pendidikan Kesenian,
sebab kepekaan tersebut menjadi dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni
dan menghargai karya hasil bangsa sendiri maupun bangsa lain.
Fungsi didik senirupa hakekatnya adalah sebagai sarana untuk
membentuk kepribadian (cipta, rasa, karsa) secara utuh dan bermakna, melalui
kegiatan praktek berolah senirupa sesuai dengan potensi maupun kompetensi pribadinya
dan kepekaan daya apresiasinya. Menurut Sofyan Salam (2001) manfaat pendidikan
senirupa bagi anak SD adalah: (1) memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengekspresikan dirinya sendiri, (2) mengembangkan potensi kreatif anak, (3)
mempertajam kepekaan anak akan nilai-nilai keindahan, (4) memberikan kesempatan
bagi anak untuk mengenal bahan, alat serta tehnik berkarya senirupa, (5) untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian dapat diperoleh dampak
instruksional dan dampak pengiring (nurturant effect) yaitu berani
mengemukakan pendapat, punya rasa kesetiakawanan sosial dan toleransi, bersikap
menghargai budaya bangsa, mampu berpikir secara integral serta mempunyai
wawasan tentang seni yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bidang lainnya (Ida
Siti Herawati.1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar