Jumat, 31 Juli 2015

Fungsi Seni



A.    Fungsi Seni Secara Umum
Sebagai unsur budaya, seni hadir atau diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Sebuah unsur budaya akan tetap terpelihara keberadaannya jika unsur budaya tersebut masih berfungsi dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dalam menikmati keindahan bentuk.
Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dipilah menjadi beberapa kelompok.
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.
a.       Fungsi fisik  ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan sebagainya.
b.      Fungsi emosional ini dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun dari pengamat atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam beberapa bidang.
a.       Rekreasi / hiburan. Seni dapat digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan sebagainya.
b.      Komunikasi. Seni dapat digunakan untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
c.       Edukasi / Pendidikan. Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya, contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan sebagainya.
d.      Religi / Keagamaan. Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya; kaligrafi, arsitektur tempat ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.

B.     Fungsi Seni di Sekolah Dasar
Pendidikan seni pada umumnya meliputi rupa, seni musik, seni tari dan seni drama (seni teater). Sejak awal munculnya kurikulum umum para pendidikan seni rupa berjuang agar seni dipertimbangkan secara serius. Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan warga masyarakat yang baik, tambahan bagi mata pelajaran akademik, program khusus bagi anak-anak berbakat, atau kegiatan ekstrakurikuler.
Berikut ini adalah fungsi seni di sekolah dasar.

1.      Sebagai Media Ekspresi
Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Mula-mula mengekspresikan keinginan-keinginan nalurinya untuk diketahui ibunya dengan tangisan atau isyarat – isyarat lainnya.  Ekspresi yang ditunjukan oleh anak merupakan ekspresi keinginan untuk mencapai suatu tujuan tertentu misalnya memuaskan rasa lapar, dapat pula mengekspresikan sesuatu yang tak mengarah pada satu objek melainkan hanya menyatakan perasaan seperti gembira, cemas, marah dan sebagainya. Kedua macam ekspresi tersebut saling berhubungan, pemuasan rasa lapar misalnya mengakibatkan rasa gembira yang dinyatakan dengan senyuman dan rasa lapar yang tak terpuaskan akan terekspresikan dengan sedih atau menangis.
Seringkali anak kurang mampu megeluarkan isi hatinya lewat bahasa lisan. Dan bagi anak, bahasa tulisan lebih sulit untuk digunakan mengungkapkan isi hatinya. Dalam keadaan seperti itu, seni dapat membantu mengekspresikan idenya. Ekspresi adalah salah satu kebutukan rohaniah / batiniah individu untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam hal ini pikiran, perasaan dan emosi ikut berperan.
Ekpresi anak berbeda dengan ekspresi orang dewasa karena kebutuhannya berlainan. Ekspresi ini perlu mendapat perhatian dan guru perlu mengembangkannya. Wujud ekspresi dalam seni rupa dapat berupa gambar, patung, cetakan dan karya lainnya. Terjadinya ekspresi secara spontan tanpa perintah dari luar. Pengembangan daya ekspresi ini akan terkait dengan pengembangan kreativitas. Sebab ada 2 macam ekspresi yang terjadi dari anak yaitu ekspresi kreatif dan ekspresi yang tidak kreatif.
Ekspresi kreatif ialah ekspresi  yang mengandung kreativitas, terutama yang dijumpai dalam kegiatan berolah seni. Artinya segala hasil ungkapan anak baik berupa gambar, patung atau lainnya yang menampakkan keunikan, lain daripada yang lain. Sebaliknya, ekspresi yang tidak kreatif adalah ekspresi yang tidak menghasilkan nilai-nilai kreatif atau merupakan hasil tiruan, hasil pengulangan atau hasil jiplakan.
Ekspresi kreatif inilah yang harus dikembangkan oleh guru SD dalam setiap pembelajaran kesenian.

2.      Sebagai Media Komunikasi
Mengapa anak berhasrat melahirkan sesuatu yang ada pada perasaannya? Mengapa ia tidak puas dengan menyatakan dalam hati saja? Mengapa ia ingin berkomunikasi?
Komunikasi mengandung arti keinginan untuk menyampaikan sesuatu pada orang lain. Keinginan berkomunikasi  dapat melalui berbagai media seperti suara, tulis, gerak, dan gambar. Melalui suara komunikasi dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian atau musik.
Contoh: dalam seni suara, banyak lagu yang berisikan pesan yang ingin disampaikan pada pihak lain. Karya sastra atau puisi merupakan media komunikasi yang ingin disampaikan penciptanya pada orang lain melalui tulisan. Drama atau bermain peran merupakan media komunikasi yang diwujudkan dalam gerak dan ucapan. Gambar merupakanmedia komunikasi yang dibentuk dengan bahasa rupa yang cenderung paling banyak dilakukan oleh anak.

3.      Sebagai Media Bermain
Ekspresi bebas meliputi banyak kegiatan fisik dan proses mental. Bermain merupakan ekspresi bebas yang paling jelas yang ada pada anak-ana, merupakan sesuatau yang dihasilkan oleh anak-anak yang paling murni. Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh kehidupan. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk permainan, kegiatan jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, permainan dalam kelompok dan lainnya merupakan gerakan – gerakan yang berusaha mencari perpaduan antara proses mental dan gerak fisik.
Permainan menyangkut juga kegiatan seni
Permainan bisa dikembangkan menjadi empat sesuai dengan empat fungsi mental.
a.       Dari segi perasaan, permainan dapat dikembangkan dengan latihan-latihan penjiwaan kea rah drama.
b.      Dari segi intuisi, dikembangkan dengan latihan – latihan ritmis kea rah tari dan music.
c.       Dari segi sensasi, dapat dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri kea rah disain plastis atau visual.
d.      Dari segi fikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan konstruktif kea rah keahlian.
Ke arah empat perkembangan inilah pendidikan seni ditunjukkan. Idealnya keempat fungsi mental berkembang secara bersama – sama. Hal ini jarang terjadi. Yang umum adalah tiga fungsi mental  berkembang bersama dengan satu fungsi lain yang lebih dominan.
Dalam kegiatan bermain, anak menyatakan dan mengusahakan segala kecenderungan batinnya untuk menjadi harmonis. Akan hilanglah kesempatan untuk perkembangan mental anak jika ia tidak dapat bermain.
Dengan demikian maka kegiatan bermain bagi anak sangatlah penting. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Baik secara disadari maupun tidak, dalam kegiatan ini, anak dapat bermain sesuai pembawaannya. Karena kegiatan kesenian cenderung kea rah artistic, maka kegiatan bermain juga cenderung pada permainan artistic. Misalnya kegiatan anak untuk memukul, memijat, meremas dengan tanah liat, akan menghasilkan suatu bentuk yang unik bahkan menjadi indah dan menarik.

4.      Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni
Pada umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir. Namun bakat yang terpupuk sejak awal akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya, meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka akan pudarlah bakat tersebut.
Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolahnya, sehingga iadapat menjadi senirupawan.

5.       Sebagai Media Kemampuan Berpikir
Kegiatan seni dapat melibatkan berbagai alat/bahan permainan yang secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan kemampuan bernalar. Berbagai permainan yang bersifat eksploratori dan eksperimental memiliki nilai tersendiri.
Sebagai contoh: bermain di bak pasir akan menantang anak untuk bertanya/berpikir mengapa pasir tidak dapat disusun meninggi tanpa diberi air, tetapi tanah liat dapat dibentuk dengan mudah jika kandungan airnya tepat. Balok permainan tidak dapat disusun seenaknya menjadi bentuk arsitektural, tetapi dibutuhkan satu penyusunan yang terpola.
Penemuan tentang sifat, kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat anak melakukan kegiatan seni, memotivasi anak untuk berpikir dan mengambil kesimpulan. Bahkan Aristoteles mengatakan, bahwa dalam seni harus ada keselarasan antara rasio dan emosi. Penciptaan seni menempatkan rasio sebagai kontrol.

6.      Fungsi seni Sebagai Media untuk Memperoleh Pengalaman Estetis
Istilah estetis di sini identik dengan keindahan. Semua cita rasa keindahan terpusat pada kesenangan dan merupakan pengalaman subyektif. Subyektif dalam arti sulit untuk ditentukan tolak ukurnya. Oleh sebab itu, perlu untuk mengembangkan cita rasa keindahan dalam rangka membuat utuh perkembangan pribadinya dan meningkatkan pengalaman serta kepekaan akan rasa keindahan.
Di dalam pendidikan kesenian, anak dapat memperoleh pengalaman keindahan. Caranya dimulai dengan mengamati hasil karya seni yang mengandung nilai estetis, kemudian diajak untuk membahas dan mengusahakan agar anak mendapat kesenangan dengan pengamatan karya tersebut. Dari kegiatan pengamatan yang berulang kali dilakukan, kemudian anak diajak untuk melakukan kegiatan berkarya.
Setiap anak memiliki naluri dorongan citarasa keindahan. Jika naluri ini tidak ditumbuh kembangkan, maka naluri tersebut akan “mati”.
Hal-hal yang menyenangkan yang diperoleh anak dari mengamati obyek yang indah akan berkembang menjadi kesenangan anak untuk berkarya yang indah. Atau sikap serta cara pengalaman citarasa keindahan akan mempengaruhi kemampuan citarasa keindahan anak. Semakin mendalam sikap serta pengalaman citarasa keindahan, semakin pekalah citarasa keindahan itu.
Kepekaan inilah yang dikembangkan dalam Pendidikan Kesenian, sebab kepekaan tersebut menjadi dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni dan menghargai karya hasil bangsa sendiri maupun bangsa lain.
Fungsi didik senirupa hakekatnya adalah sebagai sarana untuk membentuk kepribadian (cipta, rasa, karsa) secara utuh dan bermakna, melalui kegiatan praktek berolah senirupa sesuai dengan potensi maupun kompetensi pribadinya dan kepekaan daya apresiasinya. Menurut Sofyan Salam (2001) manfaat pendidikan senirupa bagi anak SD adalah: (1) memberikan kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya sendiri, (2) mengembangkan potensi kreatif anak, (3) mempertajam kepekaan anak akan nilai-nilai keindahan, (4) memberikan kesempatan bagi anak untuk mengenal bahan, alat serta tehnik berkarya senirupa, (5) untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian dapat diperoleh dampak instruksional dan dampak pengiring (nurturant effect) yaitu berani mengemukakan pendapat, punya rasa kesetiakawanan sosial dan toleransi, bersikap menghargai budaya bangsa, mampu berpikir secara integral serta mempunyai wawasan tentang seni yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bidang lainnya (Ida Siti Herawati.1996).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar