Jumat, 31 Juli 2015

Pengertian Sejarah




A.      Pengertian Sejarah
Sejarah berasal dari kata “syajaratun” dalam bahasa Arab yang berarti pohon. Secara umum, bagian pohon terdiri dari akar, batang, cabang, maupun ranting yang selalu tumbuh dan berkembang menjadi banyak. Hal ini diibaratkan pada kehidupan baru yang kemudian berkembang dan beranak. Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah” dikenal dengan kata “history”. History berasal dari kata Yunani yaitu istor yang berarti orang pandai. Dalam perkembangannya, kata history dan istor menunjuk pada suatu paparan mengenai perubahan gejala alam yang bersifat kronologis. Sementara itu, dalam bahasa Jerman berasal dari kata geschiclite yang berarti sesuatu yang telah terjadi.
W.J.S. Poerwandaminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan sejarah dalam tiga pengertian, yaitu :
1.       Silsilah atau asal – usul
2.       Kejadian dan peristiwa – peristiwa yang benar – benar terjadi pada masa lampau
3.       Ilmu pengetahuan, cerita, serta pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar – benar terjadi pada masa lampau.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari  segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Peristiwa yang sudah terjadi pada masa lalu akan berpengaruh terhadap sesuatu yang terjadi pada masa sekarang, dan peristiwa pada masa sekarang ini akan berpengaruh pada masa mendatang. Tetapi tidak semua peristiwa pada masa lalu di sebut sebagai sejarah. Ada beberapa kriteria yang menjadi batasan bahwa suatu peristiwa disebut sebagai sejarah. Kriteria itu mensyaratkan bahwa peristiwa itu harus bersifat :
1.       Abadi
Suatu peristiwa disebut abadi bila peristiwa tersebut tidak mengalami perubahan dan tetap dikenang sepanjang masa.
2.       Unik (Einmalig)
Suatu peristiwa disebut unik bila peristiwa yang terjadi hanya sekali dan tidak terulang lagi. Andaikan terjadi hanyalah memiliki kemiripan saja.
3.       Penting
Peristiwa dianggap penting sebagai sebuah momentum bila memiliki arti dalam kehidupan masyarakat

B.      Unsur – Unsur Sejarah
Sebagai peristiwa yang telah terjadi, tentu sejarah memiliki unsure pendukung. Ada tiga unsur penting dalam sejarah yaitu :
1.       Manusia
Peristiwa yang dikaji dalam sejarah adalah peristiwa yang menyangkut tentang perilaku manusia sehingga manusia menjadi unsur pokoknya.
2.       Waktu
Sejarah menyangkut tentang kapan peristiwa itu terjadi, karena peristiwa sejarah hanya sekali terjadi.
3.       Ruang
Sejarah terkait dengan tempat terjadinya peristiwa yang akan menjadi bukti nyata dari suatu peristiwa, misalnya Monument Lubang Buaya.

C.      Aspek Sejarah
1.       Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah dalam pengertian ini menunjukkan pada suatu peristiwa yang benar-benar terjadi berupa suatu fakta, kenyataan, atau kejadian sejarah dalam hal ini bersifat objektif, artinya berlangsung berdasarkan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Tidak semua kejadian atau fakta masa lampau merupakan sejarah. Hanya fakta yang berdasarkan kritik sumber, baik intern maupun ekstern yang direkonstruksikan menjadi cerita sejarah. Contoh sejarah sebagai peristiwa antara lain :
a.       Pada tanggal 20 mei 1908 berdirilah Organisasi Budi Utomo yang menandai kebangkitan perjuangan bangsa yang bersifat nasional dalam melawan penjajah.
b.      Tanggal 10 november 1945,  terjadi peristiwa Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
c.       Tanggal 20 Mei 1998, terjadi peristiwa pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden RI yang menandai Indonesia memasuki zaman Reformasi
2.       Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah diartikan sebagai suatu cerita atau narasi yang disusun berdasarkan ingatan, kesan, atau tafsiran terhadap peristiwa masa lampau. Dibutuhkan metode analisis dan pendekatan tertentu berdasarkan jejak – jejak sejarah yang ditinggalkan sehingga akan di dapat kisah sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan (verifikatif).
Sejarah sebagai kisah memiliki ciri-ciri :
a.       Bersifat subjektif
b.      Merupakan hasil karya atau ciptaan seseorang
c.       Memiliki proses berkelanjutan, artinya bahwa suatu peristiwa sejarah yang hanya satu kali terjadi kisahnya dapat ditulis berulang – ulang
d.      Kisah nyata, artinya bahwa kisah yang disajikan oleh penulis merupakan kisah yang ditulis berdasarkan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, bukan hanya sekedar rekayasa belaka.
3.       Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari proses perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang disusun menurut sistematika dan metode pengkajian ilmiah. Aspek kajiannya berupa proses perubahan dari aktifitas manusia dan lingkungannya pada masa lalu, sejak manusia belum mengenal tulisan sampai perkembangan mutakhir seperti sekarang ini yang mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan, kepercayaan, geografi, dan lain – lain.  Sebagai ilmu, sejarah memiliki ciri – cirri sebagai berikut :
a.       Empiris, berdasarkan pengalaman manusia
b.      Memiliki objek, yaitu manusia dalam sudut pandang waktu
c.       Memiliki teori, berisi kaidah pokok suatu ilmu. Misalnya teori nasionalisme, teori konflik sosial dari Karl Mark, dan lain – lain
d.      Memiliki metode. Metode penelitian menyebabkan peneliti sejarah bersikap hati – hati dalam membuat simpulan tentang peristiwa masa lampau.
Dibanding ilmu lain, sejarah memiliki sifat yang spesifik sebagai berikut :
a.       Masa lalu dituliskan secara kronologis (berdasar urutan waktu)
b.      Ada hubungan sebab akibat (kausalitas)
c.       Peristiwa sejarah mencakup tiga dimensi waktu, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang
d.      Kebenarannya bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang akan gugur bila ditemukan data pembuktian yang baru.

4.       Sejarah sebagai Seni
George Macaulity  ialah tokoh yang menyatakan bahwa menuliskan sebuah peristiwa sejarah tidak mudah sebab perlu imajinasi dan seni. Selain itu, ada pendapat lain dari Mill, Spencer, dan Comte, mereka mengungkapkan bahwa dalam memahami tentang peristiwa, diperlukan daya imajinasi yang tinggi dari penulis sejarah agar fakta sejarah lebih hidup dan lebih berarti. Dalam kenyataannya, bila penulis sejarah dapat menulis kisah sejarah dengan menggunakan   gaya bahasa yang indah, komunikatif, menarik sehingga tidak membosankan dan mudah untuk dimengerti niscaya akan dapat membawa pembaca (khusunya pelajar) dengan senang dan termotivasi untuk belajar sejarah.
Dengan demikian, seorang penulis sejarah diharapkan mirip seperti penulis novel atau penyair dalam mengungkapkan peristiwa. Namun demikian, daya imajinasinya tidak lepas dari kebenaran suatu peristiwa.
Sejarah sebagai seni memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
a.       Berkurangnya Ketepatan dan Objektifitas
Ketepatan yang dimaksud adalah kesesuaian fakta dengan tulisan sejarah , sedang objektifitas adalah tidak adanya perasaan maupun pandangan pribadi dalam manulis sejarah.
b.      Penulisan Sejarah Terbatas
Yang dimaksud terbatas adalah objek peristiwa yang digambarkan atau dituliskan hanyalah hal yang berkaitan dengan suatu situasi mauppun biografi, sedang yang lain seperti analisis data atau tentang perhitungan angka tidak ditulis.
D.      Kegunaan Sejarah
Dalam kehidupan individu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sejarah memiliki arti yang sangat penting dalam menata kehidupan hari esok. Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, “Untuk menjadi bangsa yang besar, kokoh dan kuat, hendaknya kita harus selalu menggunakan Jas Merah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah)”.
Adapun nilai-nilai sejarah yang sangat berarti adalah sebagai berikut :
1.       Sarana Edukatif dan Instruktif
Sejarah memberikan pelajaran dan pengajaran yang berharga. Sejarah memuat kebijaksanaan atau kearifan hidup. Melalui sejarah, kita belajar bagaimana manusia masa lampau mengarungi hidupnya, sekaligus belajar bagaimana harus bertindak terhadap pengalaman yang sedang dan akan kita hadapi.
2.       Sumber Inspirasi
Sejarah menjadi bahan yang berharga tempat kita bercermin dan melihat hal –ihwal masa lalu agar selanjutnya kita dapat menarik himah untuk mengambil suatu tindakan baru. Dari hal tersebut, sejarah dapat berguna sebagai bahan instropeksi.
3.       Sarana Rekreasi
Sejarah dapat menumbuhkan cita rasa estetika dalam bentuk karya seni dan sastra. Dalam hal ini, sejarah seolah menjalankan fungsi katarsis (penjernihan dan penyegaran batin).
4.       Memberikan Kesadaran Waktu
Waktu kehidupan manusia terus berjalan. Kesadaran waktu sejarah memandang bahwa peristiwa masa lampau berkaitan dengan masa sekarang dan akan berlanjut pada masa depan. Dengan berpikir akan waktu yang cepat berlalu, maka manusia atau suatu bangsa akan bekerja keras membangun masa depan yang cerah.
5.       Meningkatkan Rasa Kebangsaan (Nasionalisme)
Dengan mempelajari peristiwa masa lampau, khususnya kejayaan yang pernah diraih oleh suatu bangsa, maka akan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air maupun rasa kesetiakawanan sosial yang sifatnya nasional. Dengan demikian, juga akan memupuk rasa kerelaan berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
6.       Menunjukkan Identitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa
Identitas dan kepribadian nasional terbentuk berdasarkan pengalaman sejarah suatu bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap bangsa memiliki pahlawan atau tokoh yang sangat berjasa bagi kebesaran dan kejayaan bangsanya. Sehingga hal ini dijadikan sebagai sumber identitas yang memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan nasib bangsanya.
`               Dengan demikian, belajar sejarah akan menjadikan kita sebagai orang yang bijaksana yang memiliki karakter :
1.       Dapat bergaul dengan oranglain, antarbangsa dan antarbenua
2.       Cinta tanah air, cinta damai, dan mengutamakan persatuan bangsa
3.       Menyenangi ilmu pengetahuan dan teknologi
4.       Disiplin menghargai waktu
5.       Suka bekerja keras
6.       Memiliki keterampilan tinggi
7.       Demokratis

E.       Sumber Sejarah
Sumber sejarah merupakan jejak – jejak sejarah masa lampau sebagai hasil peninggalan dan kebudayaan manusia pada zamannya. Ada beberapa pembagian sumber sejarah menurut sudut pandang tertentu.
1.       Berdasarkan Kedekatan Sumber dengan Peristiwanya
a.       Sumber Primer
Sumber primer adalah informasi yang diperoleh dari pelaku atau saksi sejarah secara langsung. Keaslian sumber dapat manjadi kunci utama untuk melihat dan memahami masa lampu.
b.      Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah informasi yang diperoleh dari perantara yang tidak berhubungan langsung dengan peristiwa sejarah. Sumber sekunder digunakan untuk menjabarkan latar belakang yang tepat dengan bukti sezaman tentang subjeknya. Contohnya: buku, artikel, dan surat kabar.
c.       Sumber Tertier
Sumber tertier adalah informasi yang dituturkan oleh pihak ketiga atau lebih.
2.       Berdasarkan Wujudnya
a.       Sumber Lisan
Sumber lisan merupakan keterangan langsung yang diberikan dari pelaku atau saksi sejarah melalui wawancara. Dalam melakukan wawancara, perlu teknik kkhusus agar informasi yang diperoleh bersifat objektif, antara lain :
-          Menyiapkan daftar pertanyaan
-          Alat rekaman dan catatan (dokumentasi)
-          Netral dan jujur
-          Adil, tidak memihak, sopan, dan hormat kepada responden
-          Hindarkan ketegangan dan kesan seolah – olah sedang diuji
-          Ramah dan sabar (apalagi menghadapi orang tua)
b.      Sumber Tulis
1)      Sumber Tertulis Sezaman dan Setempat
Sumber tertulis sezaman dan setempat derajatnya paling tinggi. Sumber sezaman artinya ditulis oleh orang sezaman dengan peristiwa tersebut atau tidak lama setealah peristiwa terjadi, sedang setempat artinya di dalam negeri atau tidak jauh dari peristiwa itu.
2)      Sumber Tertulis Sezaman Tidak Setempat
Maksudnya adalah sumber yang ditulis di luar negeri dan oleh orang asing. Mereka biasanya mendengar berita tetapi kurang jelas. Contohnya berita asing dari :
-          Arab , India, dan Portugis
-          Cina dalam tambo Dinasti Han, Dinasti Tang, dan lain – lain.
3)      Sumber Tertulis Setempat Tidak Sezaman
Sumber ini ditulis jauh sesudah peristiwa itu terjadi, bahkan waktu cerita tersebut telah menjadi cerita dari mulut ke mulut, berarti sudah banyak yang ditambahkan dan dikurangi. Jenisnya antaralain : babad, kidung, epos, hikayat, dan lain-lain. Kitab tersebut misalnya : Babad Tanah Jawi, Kidung Sunda, Epos Arjuna Wiwaha, dan lain-lain.
c.       Sumber Benda
Sumber benda disebut juga artefak, antara lain berupa bangunan, perhiasan, alat perlangkapan hidup, alat upacara keagamaan, dan sebagainya. Ada tiga cara untuk mengetahui usia dari suatu benda peninggalan budaya, yaitu:
a)      Secara tipologi, yaitu menentukan usia dari suatu benda berdasarkan pada bentuk (tipe)
b)      Secara stratigraf, yaitu dengan cara melihat berdasarkan lapisan tanah. Semakin kebawah semakin tua.
c)       Kimiawi, yaitu cara menentukan usia suatu benda berdasarkan unsur – unsur kimia yang terkandung.
d.      Sumber Rekaman
Sumber rekaman yang dimaksud berupa kaset audio maupun kaset video. Contohnya: rekaman seputar Proklamasi, rekaman Serangan Enam Jam di Yogyakarta, rekaman seputar reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa, dan lain-lain.
Sedangkan berdasarkan asalnya, sumber sajarah berasal dari :
1.       Sumber dalam negeri, yaitu sumber yang ditemukan di dalam negeri mengenai suatu peristiwa. Contoh : penemuan Prastasi Kota Kapur di Pulau Bangka yang dihubungkan dengan keberadaan Sriwijaya.
2.       Sumber luar negeri, yaitu bukti – bukti yang ditemukan di luar negeri yang memberitakan peristiwa dalam negeri. Contohnya Prasasti Nalanda yang ditemukan di Nalanda, India yang berisi tentang Raja Balaputradewa dari Kerajaan Sriwijaya dan begitu pula Prastasi Ligor yang ditemukan di Tanah Genting Kra, Malaysia.

F.       Fakta Sejarah
Fakta berasal dari bahasa latin, facus atau facerel yang artinya selesai atau mengerjakan. Fakta sejarah berasal dari penafsiran data yang diperoleh dari berbagai sumber sejarah. Fakta sejarah terbagi menjadi dua yaitu:
1.        Fakta Mental
Fakta mental merupakan faktor yang ditemukan dalam penelitian sejarah yang dikaitkan dengan manusia dan segala kegiatannya, baik secara individual maupun secara bersama - sama (komunal). Contohnya; apabila ada seorang peneliti menemukan bentuk dolmen yang kelihatannya hanya sebuah meja batu sederhana dan kumuh, mereka berpikir panjang tidak hanya sebatas meja batu untuk meletakkan sesaji, tetapi mampu memahami kondisi dan pola pikir masyarakat saat itu.
2.       Fakta Sosial
Fakta sosial merupakan kondisi yang dapat menggambarkan kondisi sosial yang di dalam lingkungan manusia dan masyarakat yang ada. Ditemukan dolmen, dapat menggambarkan kehidupan sosial masyarakat yang sudah memiliki tradisi pemujaan terhadap roh nenek moyang dalam memulai dan menjalankan segala aktifitasnya.
Fakta mental dan fakta sosial dalam sejarah tidak harus berdiri sendiri dalam memahami kehidupan sehubungan dengan penemuan sumber sejarah, kadang – kadang fakta mental dan fakta sosial sekaligus dapat ditemukan dalam satu artefak.
Adapun manfaat dari peninggalan sejarah, antara lain:
1.       Sebagai bukti yang tidak dapat dibantah kebenarannya
Misalnya, dengan peninggalan sejarah itu, kita dapat membuktikan bahwa bangsa Indonesia itu bukan bangsa yang bodoh, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang dibangun beberapa abad yang lalu dan sampai saat ini masih dikagumi oleh orang di seluruh dunia karena hasil ciptaan yang luar biasa. Bahkan Candi Borobudur pernah menjadi salah satu keajaiban dunia, yang tidak semua bangsa memiliki bangunan yang luar biasa.
Contoh lain yaitu kita mrnyatakan bahwa bangsa Indonesia benci kepada penjajahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan peninggalan sejarah, diantaranya dengan pendirian benteng – benteng di Indonesia.
2.       Memberikan pelajaran yang sangat berguna bagi kita
Misalnya, bahwa kemerdekaan itu sungguh tak ternilai harganya. Sebagai bangsa yang pernah dijajah, bangsa Indonesia seharusnya harus benar – benar bisa menghargai kemerdekaan. Jadi, pelalui peninggalan, baik berupa teks Proklamasi maupun bendera pusaka yang dijahit Ibu Fatmawati menunjukkan suatu pengorbanan dan perjuangan yang besar dalam meraih kemerdekaan.
3.       Memajukan pariwisata dan devisa Negara
Sekarang peninggalan – peninggalan sejarah di Indonesia dijadikan objek pariwisata untuk menarik wisatawan, baik domestic maupun mancanegara yang tak ternilai harganya. Khususnya wisatawan mancanegara, peninggalan – peninggalansejarah kita dapat meningkatkan devisa Negara. Devisa adalah alat – alat pembayaran luar negeri yang dibuutuhkan oleh setiap Negara. Dengan demikian, peninggalan sejarah membuat kita lebih memahami sejarah, memiliki harga diri sebagai bangsa,  maupun memiliki kebanggaan nasional disamping secara ekonomi mendatangkan pendapatan.

G.     Periodisasi dan Kronologi Sejarah Indonesia
Periodisasi artinya perkembangan masa atau pembabakan suatu masa. Periodisasi dalam sejarah adalah tingkat perkembangan masa dalam sejarah atau pembabakan masa dalam sejarah. Periodisasi dalam sejarah sangat penting untuk dibuat, sebab dalam setiap periode mengandung berbagai peristiwa penting yang member makna dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Periodisasi dalam sejarah dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami peristiwa – peristiwa sejarah.
Sedang konsep kronologi dalam sejarah berarti peristiwa – peristiwa  sejarah yang telah diklasifikasikan dan disusun berdasarkan urutan waktu kejadian dari peristiwa – peristiwa tersebut. Dengan kronologi, kita bisa merekonstruksi peristiwa sejarah secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinya. Secara garis besar, seluruhan kurunn waktu sejarah dibagi menjadi dua zaman:
1.       Zaman Prasejarah
Disebbut zaman Perhistori atau zaman nirleka adalah suatu zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Jadi manusia pada masa itu dapat diketahui dari fosil (yaitu sisa – sisa organisme atau makhluk hidup yang telah membatu) dan berupa artefak (benda – benda peninggalan).
2.       Zaman Sejarah
Suatu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan, rentang waktunya sejak manusia sudah mengenal tulisan sampai sekarang ini. Hal ini ditandai dengan berdirinya Kerajaan Kutai (± 5 M). Zaman sejarah Indonesia terbagi menjadi empat bagian yaitu:
-          Zaman Kuno, dari abad 1 M – 14 M, membicarakan masa berkembangnya kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Budha.
-          Zaman Baru, dari abad 15 M – 18 M, yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai jatuhnya Mataram dan Banten ke tangan imperialis Belanda.
-          Zaman Pergerakan, dimulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1800) sampai Indonesia merdeka.
-          Zaman Modern, dimulai setelah Indonesia merdeka sampai sekarang.
Untuk mempermudah memahami perkembanganan sejarah Indonesia, periodisasi sejarah Indonesia yaitu:
1.       Masa Indonesia Kuno
Periodisasi ini difokuskan pada perkembangan agama dan kebudayaan Hindu – Budha samapa dengan akhir dari Kerjaan Hidu – Budha di Indonesia.
2.       Sejarah Indonesia Madya
Periodisasi terfokus pada perkembangan agama dan kebudayaan Islam dari proses masuk hingga lahirnya kerajaan – kerajaan Islam  di Indonesia.
3.       Sejarah Indonesia Modern
Periode ini di fokuskan pada masuknya bangsa – bangsa Barat di Indonesia.

Berikut adalah periodisasi sejarah menurut beberapa tokoh :
1.       Periodisasi menurut R. Soekomo
Berdasarkan criteria atau belum dikenalnya tulisan, periode sejarah Indonesia terbagi dalam :
a.       Zaman Prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai dengan abad ke- 5M
b.      Zaman Pyrba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad 1 M sampai dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit (± 1500 M)
c.       Zaman Madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang runtuhnya kerajaan Majapahit sampai dengan akhir abad 19
d.      Zaman Baru (Modern), yaitu sejak abad anasir Barat (Eropa) dan teknik modern (± 1900 M sampai dengan sekarang)
2.       Periodisasi menurut R. Soejono
Konsep tersebuut didasarkan pada model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang telah berkembang di Eropa menjelang Perang Dunia II. Periodisasinya sebagai berikkut :
a.       Masa berburu dan mengumpulkan makanan
-          Masa berburu tingkat sederhana  atau tradisi paleotikum
-          Masa berburu tingkat lanjut atau tradisi epipalaeolitik
b.      Masa bercocok tanam atau masa pertanian
-           Tradisi neolitik
-          Kegiatan kultus nenek moyang atau tradisi megalitikum
c.       Masa kemahiran teknik atau masa perundagian
-          Tradisi tuang perunggu
-          Tradisi penuangan besi
3.       Peeriodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirjo
Sartono mendasarkan diri pada fakta sejarah Indonesia. Beliau membuat periodisasi sebagai berikut :
a.       zaman prasejarah
b.      zaman kuno
-          zaman kerajaan tertua
-          zaman Sriwijaya (abad VII – XIII)
-          zaman Majapahit (abad XIV – XV)
c.       zaman baru
-          masa Aceh, Mataram, dan lain-lain
-          masa perlawanan terhadap imperialism abad XIX
-          masa pergerkan nasional (abad XX)
-          masa republic sejak tahun 1945.











DAFTAR PUSTAKA
Baduka, I Wayan. 2000. Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta: Erlangga
Hendrayana. 2009. Sejarah SMA dan MA Jilid 1 kela X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar