MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER PADA
KURIKULUM 2013 YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATEMATIKA
Oleh :
Nur Alifa Adiratna
(2227132345)
III/D
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak
nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji
hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”Pendidikan
Karakter Pada Kurikulum 2013 yang Berhubungan Dengan Matematika”.
Dalam penyusunannya, penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, dosen dan teman –
teman yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Serang, 01 November 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………………….. iii
BAB I Pendahuluan
A.
Latar Belakang ………………………………………………………... 1
B.
Rumusan Masalah ………………………………………………………… 2
C.
Tujuan ………………………………………………………… 2
BAB II Pembahasan
A.
Fungsi
Pendidikan Karakter ………………………………………………… 3
B.
Tujuan
Pendidikan Karakter ………………………………………………… 5
C.
Nilai Pendidikan
Karakter dalam
Pembelajaran Matematika …………………………………………………. 6
D.
Implementasi
Pendidikan Berkarakter
Bangsa dalam Pelajaran Matematika ………………………………………….. 16
BAB
III Penutup
A.
Simpulan
…………………………………………………………... 18
B.
Saran
…………………………………………………………… 18
Daftar
Pustaka …………………………………………………………… 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan
guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk
watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara
guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan
berbagai hal terkait lainnya.
Albertus (2010:03) menyatakan bahwa pendidikan karakter
terdiri dari dua kata yang apabila dipisahkan memiliki makna masing-masing.
Pendidikan adalah selalu berkaitan dengan hubungan social manusia, manusia
sejak lahir tidak dapat hidup sendiri tetapi membutuhkan orang lain, sedangkan
karakter bersifat lebih subjektif hal tersebut dikatakan demikian karena
berkaitan dengan struktur antopologis manusia dan tindakannya dalam memaknai
kebebasan.
Pendidikan
karakter harus diberikan pada pendidikan formal khususnya lembaga
pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, MAK dan Perguruan Tinggi melalui
pembelajaran, dan ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan, dan
pembiasaan. Sasaran pada pendidikan formal adalah peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi
dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang
baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara
yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum
adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya
masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai,
yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya
bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Jadi dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah
nilai-nilai yang berkaitan dengan kesosialan, dengan tujuan membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat,
dan warga negara yang baik, serta dapat mempengaruhi diri sendiri
dan orang lain apabila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah fungsi dari pendidikan
karakter ?
2. Apakah tujuan adanya pendidikan
karakter ?
3. Apa sajakah nilai karakter
bangsa yang dapat dikembangkan melalui pelajaran matematika?
4. Bagaimana implementasi pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan karakter
2. Memahami fungsi dan tujuan dari
pendidikan karakter
3. Mengetahui nilai pendidikan karakter
dalam matematika
4. Menerapkan nilai pendidikan karakter
dalm pembelajaran matematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bangsa yang berbasis pada pilar
kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) memainkan
fungsi penting dalam hidup warga bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia. Secara nasional, fungsi pendidikan karakter bangsa adalah
(Kemendiknas, 2010:7):
- Fungsi Pengembangan: yang secara khusus disasarkan pada peserta didik agar mereka menjadi pribadi yang berperilaku baik, berdasarkan pada kebajikan umum (virtues) yang bersumber pada filosofi kebangsaan di dalam Pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra budaya bangsa. Dengan kata lain, dari perilaku peserta didik, yang adalah warga bangsa, orang dapat mengetahui karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
- Fungsi Perbaikan: yang secara khusus diarahkan untuk memperkuat pendidikan nasional yang bertanggungjawab terhadap pengembangan potensi dan martabat peserta didik. Dengan fungsi ini pula, pendidikan karakter bangsa hendaknya mencapai suatu proses revitalisasi perilaku dengan mengedepankan pilar-pilar kebangsaan untuk menghindari distorsi nasionalisme.
3. Fungsi Penyaring: terkait dengan
fungsi perbaikan tadi, dalam fungsi penyaring ini sistem pendidikan karakter
bangsa dikembangkan agar peserta didik dapat menangkal pengaruh budaya lain
yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Fungsi ini bertujuan meningkatkan
martabat bangsa.
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan
dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional
satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan
karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat
dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi (the
existing values) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan
santun.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
- Jujur
- Toleransi
- Disiplin
- Kerja keras
- Kreatif
- Mandiri
- Demokratis
- Rasa Ingin Tahu
- Semangat Kebangsaan
- Cinta Tanah Air
- Menghargai Prestasi
- Bersahabat/Komunikatif
- Cinta Damai
- Gemar Membaca
- Peduli Lingkungan
- Peduli Sosial
- Tanggung Jawab
- Religius
(Puskur.
Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.
2009:9-10). Nilai dan deskripsinya terdapat dalam Lampiran 1.).
Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa,
namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara
melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang
diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis
karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah
yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi
satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan,
dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan
mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni
bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun. Meskipun
demikian, ada 5 nilai yang diharapkan menjadi nilai minimal yang dikembangkan di
setiap sekolah yaitu nyaman, jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/kerjakeras.
B. Tujuan
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter
pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh
iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan
dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,
tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Sasaran pendidikan
karakter adalah seluruh Sekolah di Indonesia baik negeri maupun swasta. Semua
warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan
pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini
telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai
best practices yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah
lainnya. Melalui program ini diharapkan lulusan memiliki keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik yang utuh dan
terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya
Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya
diharapkan menjadi budaya sekolah.
Sementara
itu, tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah sebagai berikut.
- Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
- Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
- Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
- Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
C. Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
Seperti yang telah termaktub dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
c. Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah.
e. Memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut terdapat
beberapa nilai karakter bangsa yang dapat dikembangkan melalui pelajaran
matematika diantaranya adalah:
·
Disiplin,
Karakter disiplin dapat terbentuk
dalam mempelajari matematika, karena dalam matematika peserta didik diharapkan
mampu mengenali suatu keteraturan pola, memahami aturan-aturan dan
konsep-konsep yang telah disepakati. Nilai karakter yang diharapkan dalam
belajar matematika adalah seseorang diharapkan mampu bekerja secara teratur dan
tertib dalam menggunakan aturan-aturan dan konsep-konsep. Dalam matematika
konsep-konsep tersebut tidak boleh dilanggar karena dapat menimbulkan salah
arti.
·
Jujur,
Matematika tidak menerima
generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif) walaupun pada tahap-tahap
awal contoh-contoh khusus dan ilustrasi geometris diperlukan, tetapi untuk
generalisasi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Karakter yang dapat
membentuk jiwa seseorang, bahwa seseorang tidak akan mudah percaya pada isu-isu
yang tidak jelas sebelum ada pembuktian. Hal ini tentunya sesuai dengan azas
yang dianut oleh hukum di negara kita, azas praduga tak bersalah. Kepribadian
yang terbentuk diharapkan adalah sesorang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaannya, karena selalu dapat menunjukkan
pembuktian dari setiap perkataan dan tindakannya.
·
Kerja
Keras, karakter
yang ingin dibentuk adalah tidak mudah putus asa. Belajar matematika, seseorang
harus teliti, tekun dan telaten, dalam memahami yang tersirat dan tersurat. Ada
kalanya seseorang keliru dalam pengerjaan suatu perhitungan, namun belum
mencapai hasil yang benar, maka seseorang diharapkan dapat dengan sabar melihat
kembali (looking back) apa yang telah dikerjakan secara runut dengan
teliti, tidak mudah menyerah terus berjuang untuk menghasilkan suatu jawaban
yang benar.
·
Kreatif,
seseorang yang
belajar matematika akan terbiasa untuk kreatif dalam menyelesaikan persoalan
yang dihadapinya. Dalam menyelesaikan persoalan ada yang dapat menyelesaikan
dengan cara yang panjang, namun ada pula yang mampu mengerjakan dengan singkat.
Bila seseorang terbiasa menyelesaikan permasalahan matematika, maka orang
tersebut akan terbiasa memunculkan ide yang kreatif yang dapat membantunya
menjalani kehidupan secara lebih efektif dan efisien.
·
Rasa
ingin tahu, memunculkan
rasa ingin tahu dalam matematika akan mengakibatkan seseorang terus belajar
dalam sepanjang hidupnya, terus berupaya menggali informasi-informasi terkait
lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadikannya ‘kaya’ akan wawasan dan ilmu
pengetahuan. Rasa ingin tahu membuat seseorang mampu menelaah keterkaitan,
perbedaan dan analogi, sehingga diharapkan mampu menjadi a good
problems solver (mampu menyelesaikan masalah dengan baik).
·
Mandiri;
dalam pelajaran matematika kita
senantiasa menghadapi tantangan, berbagai permasalahan yang menuntut kita untuk
menemukan solusi atau penyelesaiannya. Untuk itu peserta didik harus mampu
memiliki sikap yang tidak mudah bergantung pada orang lain, namun berupaya
secara mandiri untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi dengan baik.
·
Komunikatif;
matematika merupakan suatu bahasa,
sehingga seseorang harus mampu mengkomunikasikannnya baik secara lisan maupun
tulisan, sehingga informasi yang disampaikan dapat diketahui dan dipahami oleh
orang lain.
·
Tanggung
Jawab; Kebiasaan
disiplin dalam bernalar yang terbentuk dalam mempelajari matematika melahirkan
suatu sikap tanggung jawab atas pelaksanaan kewajiban yang seharusnya
dilakukan, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai
ilmu pengetahuan, matematika memiliki beberapa karakteristik yakni :
(1) memiliki objek kajian abstrak,
(2) bertumpu pada kesepakatan,
(3) berpola piker deduktif,
(4) memiliki simbol yang kososng arti,
(5) memperhatikan semesta pembicaraan, serta
(6) konsisten dalam sistemnya.
Dari karakteristik tersebut dapat
dilihat nilai-nilai karakter yang termuat dalam pembelajaran matematika.
Karakteristik objek kajiana abstrak memuat nilai kreatif. Karakter bertumpu
pada kesepakatan memuat nilai disiplin. Karakter berpola piker deduktif memuat
nilai cerdas dan kreatif. Karakter memiliki simbol yang kosong arti memuat
nilai demokratis dan toleran. Karakteristik memperhatikan semesta pembicaraan
memuat nilai peduli lingkungan. Sedangkan karakteristik konsisten dalam
sistemnya memuat nilai kemandirian, disiplin, dan tanggung jawab.
Dari kajian terhadap karakteristik
matematika terlihat bahwa nilai-nilai karakter termuat dalam masing-masing
karakteristik tersebut. Hal ini tentunya memperlihatkan bahwa pengembangan
pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pembelajaran matematika.
Pendidikan karakter meliputi proses knowing the good,
feeling loving the good, dan acting the good. Knowing the good bisa
mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing
the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana
merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang selalu bekerja
membuat orang mau selalu berbuat sesuatu kebaikan. Orang mau melakukan perilaku
kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa
melakukan kebajikan acting the good berubah menjadi kebiasaan. Oleh
karena itu, pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika dilakukan
dengan usaha mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran
matematika yang didasarkan pada pengkajian terhadap tujuan pembelajaran
matematika dalam Kurikulum dan karakteristik matematika. Berikut adalah
nilai-nilai karakter utama dan pokok dalam pembelajaran matematika.
1.
A.
Karakter utama untuk pelajaran Matematika
Karakter
utama untuk pelajaran matematika meliputi berpikir logis, kritis, kerja keras,
keingintahuan, kemandirian, percaya diri. Tabel 1.2 berikut
mendeskripsi-kan nilai karakter dan indikatornya
Tabel 1.2
Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya
No
|
Nilai Karakter Utama
|
Indikator
|
1
|
Berpikir logis, kritis, reatif,
dan inovatif
|
1) memaparkan pendapat
didasarkan pada fakta empirik
|
2) menunjukkan
kekuatan dan kelemahan suatu permasalahan
|
||
3) memberikan
pemikiran alternatif pada permasalahan yang dihadapi
|
||
4) memaparkan cara
atau hasil baru dan mutakhir dari apa yang telah dimiliki
|
||
|
5) memberikan gagasan
dengan cara-cara yang asli atau bukan klise
|
|
2
|
Kerja keras
|
1) menyelesaikan semua tugas
dengan baik dan tepat waktu
|
2) tidak putus
asa dalam menghadapi masalah
|
||
3) tidak mudah
menyerah dalam menghadapi masalah
|
||
3
|
Keingintahuan
|
1) menanyakan
segala sesuatu yang belum diketahui
|
2) mengamati
perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian
|
||
3) berupaya
mencari sumber belajar tentang konsep atau masalah yang dipelajari /dijumpai
|
||
4) berupaya
untuk mencari masalah yang lebih menantang
|
||
5) aktif dalam
mencari informasi
|
||
4
|
Kemandirian
|
1)
memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
|
2)
memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya
|
||
3) mencatat
hal-hal penting yang terkait dengan materi pelajaran matematika
|
||
|
4) mencari strategi untuk
mengatasi kesulitan tersebut dengan pemikirannya sendiri
|
|
|
5) mempunyai kemampuan untuk
mengatur belajarnya sendiri
|
|
|
6) memiliki perilaku yang
dapat menentukan tujuan belajar, sumber belajar, materi yang dipelajari, dan
bagaimana mempelajarinya
|
|
5.
|
Percaya diri
|
1) menguasai materi
prasyarat untuk menyelesaikan materi berikutnya
|
2) mempunyai inisiatif
|
||
3) memiliki keyakinan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi
|
||
4) tidak menunjukkan
keragu-raguan dalam melakukan sesuatu
|
||
5) menunjukkan
keberanian menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas
|
||
6) tidak mengeluh saat
menyelesaikan masalah yang diberikan guru
|
- B. Karakter pokok pada pelajaran Matematika
Karakter
pokok pada pelajaran matematika meliputi religius, kejujuran,
kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, dan demokratis. Tabel 2.1
menguraikan deskripsi masing-masing nilai karakter tersebut beserta
indikatornya
Tabel 2.1
Deskripsi Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya
No
|
Nilai Karakter Pokok
|
Indikator
|
1
|
Kereligiusan
|
1) mengagumi kebesaran Tuhan
melalui berbagai model matematika
|
2) mengagumi kebesaran Tuhan
karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai anggota masyarakat
|
||
3) mengagumi kekuasaan Tuhan yang
telah mencipta kan berbagai alam semesta
|
||
4) mengagumi kebesaran Tuhan
karena adanya agama sebagai sumber keteraturan hidup masyarakat
|
||
2
|
Kejujuran
|
1) tidak menyontek ataupun menjadi
plagiat dalam mengerjakan setiap tugas
|
2) mengemukakan rasa senang atau
tidak senang terhadap pelajaran
|
||
3) menyatakan sikap terhadap suatu
materi diskusi kelas
|
||
4) mengemukakan pendapat
tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi
|
||
5) menyelesaikan masalah
dilakukan sesuai dengan kemampuannya sendiri
|
||
3
|
Kecerdasan
|
1) pikiran dan perilaku yang
berupa reaksi yang cermat, tepat dan cepat/akurat terhadap pengalaman
baru
|
2) cermat, tepat dan cepat/tangkas
menyelesaikan masalah
|
||
3) mampu menerapkan pengetahuan
yang diperolehnya terhadap hal-hal yang baru
|
||
4
|
Ketangguhan
|
1) sikap dan perilaku
pantang menyerah /tidak mudah putus asa dalam mengahadapi berbagai
kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
|
2) kokoh
mempertahankan pendapatnya
|
||
3) mampu mengatasi berbagai
masalah menjadi tugasnya atau apa yang diinginkannya
|
||
4) berpendirian kuat untuk
mempertahankan hati nuraninya
|
||
5) tidak mudah berubah sikap dalam
menghadapi masalah
|
||
5
|
Kedemokratisan
|
1) memilih ketua kelompok
berdasarkan suara terbanyak
|
2) mendukung hasil
kesepakatan
|
||
3) mengemukakan
pikiran tentang idenya
|
||
4) memberi kesempatan orang lain
untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan cara masing-masing
|
||
6
|
Kepedulian
|
1) sikap simpati dan empati bagi
orang lain atau kelompok yang kurang beruntung
|
3) memberikan bantuan
sesuai dengan kemampuannya terhadap orang lain yang mempunyai
masalah
|
||
3) membantu teman lain
menyelesaikan masalah dalam segala situasi
|
||
4) memberikan
bimbingan teman lain yang menemui masalah
|
- C. Kegiatan Pembelajaran yang Mengembangkan Karakter pada Pembelajaran Matematika
Dalam
kegiatan pembelajaran matematika diperlukan strategi pembelajaran yang dapat
mengintegrasikan pembentukan karakter peserta didik. Tabel 2.2 berikut adalah contoh
kegiatan pembelajaran matematika yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai
karakter yang ingin ditanamkan.
Tabel 2.2
Contoh Kegiatan Pembelajaran Matematika yang Mengintegrasikan
Nilai-Nilai Karakter
No
|
Nilai Karakter
|
Kegiatan Pembelajaran
|
1
|
Berpikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif
|
1)
melakukan kegiatan investigasi/penelitian
|
2)
menyelesaikan persoalan pemecahan masalah
|
||
3)
menyelesaikan persoalan open-ended untuk memberikan pemikiran
alternatif pemecahannya
|
||
4)
melakukan kegiatan laboratorium untuk mengumpul kan fakta empirik sebagai
dasar pengambilan ke simpulan
|
||
5)
melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif
|
||
|
6)
melakukan analisis dari masalah yang dihadapi
|
|
2
|
Kerja keras
|
1)
menyelesaikan tugas di dalam kelas, tugas pekerjaan rumah, tugas terstruktur
|
2)
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang ditetapkan
|
||
3)
menyelesaikan tugas proyek
|
||
4)
tidak berhenti menyelesaikan masalah sebelum selesai
|
||
5)
melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai kerja keras
|
||
3
|
Keinginta-huan
|
1)
melakukan kegiatan tanya jawab saat kegiatan apersepsi
|
2)
melakukan kegiatan tanya jawab pada kegiatan diskusi
|
||
3)
menugaskan peserta didik membuat pertanyaan (mengunakan metode problem
posing )
|
||
4)
menugaskan peserta didik mencari sumber belajar
|
||
5)
melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai keingintahuan
|
||
4
|
Kemandirian
|
1)
melakukan penilaian secara individu
|
2)
menyelesaikan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya
|
||
3)
melakukan kegiatan penyelidikan untuk penemuan konsep
|
||
4)
melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan
persoalan kontekstual dengan nilai kemandirian
|
||
5)
aktif dalam melakukan refleksi
|
||
|
6) tidak ada
keragu-raguan menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas
|
|
|
7) dengan rela menyelesaikan
sendiri masalah yang diberikan guru
|
|
5
|
Percaya diri
|
1)
melakukan tanya jawab saat apersepsi tentang materi prasyarat
|
2)
mengajukan pertanyaan dan pernyataan atas suatu masalah
|
||
3)
menyelesaikan masalah yang dihadapi
|
||
4) melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan
nilai percaya diri
|
||
6
|
Kereligiusan
|
1) menyiapkan peserta didik
dimulai dengan berdoa apabila jam pertama, absensi, kebersihan kelas,
dst
|
2) mengagumi kebesaran Tuhan
melalui penyampaian materi matematika secara kontekstual yang terkait dengan
dunia peserta didik dan materi, misalnya adanya keteratuan bentuk geometri,
keteratuan dan lain sebagainya
|
||
7
|
Kejujuran
|
1) mengerjakan soal ujia secara individu
tanpa menyontek
|
2) mengerjakan tugas pekerjaan
rumah secara individu dan tidak menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap
tugas
|
||
3) melakukan kegiatan refleksi
sehingga peserta didik dapat mengemukakan rasa senang atau tidak senang
terhadap pelajaran
|
||
4) melakukan kegiatan diskusi agar
peserta didik dapat mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok
diskusi
|
||
5) melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kejujuran
|
||
8
|
Kecerdasan
|
1) memberikan
latihan/soal pemecahan masalah
|
2) melakukan kegiatan
penemuan
|
||
3) melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kecerdasan
|
||
9
|
Ketangguhan
|
1) sikap dan perilaku
pantang menyerah /tidak mudah putus asa dalam mengahadapi berbagai
kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
|
1) mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam berbagai situasi
|
||
2) menyelesaikan
berbagai masalah yang menjadi tugasnya atau apa yang diinginkannya
|
||
3) mempertahankan
pendapatnya dalam kelompok diskusi atau aktivitas lain
|
||
2) mampu mengatasi berbagai
masalah menjadi tugasnya atau apa yang diinginkan nya
|
||
3) berpendirian kuat untuk
mempertahankan hati nuraninya
|
||
4) tidak mudah berubah sikap dalam
menghadapi masalah
|
||
5) melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan
nilai ketangguhan
|
||
10
|
Kedemokra-tisan
|
1) memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk memilih ketua kelompok saat kegiatan diskusi
|
2) memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
|
||
3) memberi kesempatan pada peserta
didik ntuk mengemukakan pendapat sesuai dengan cara masing-masing saat
kegiatan diskusi
|
||
4) memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
|
||
5) melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kedemokratisan
|
||
5) menghargai pendapat orang
lain yang sedikit berbeda atau berbeda sama sekali dengan dirinya
|
||
11
|
Kepedulian
|
1) memberikan
tanggapan atas pertanyaan yang disampaikan teman lain
|
2) memberikan
kesempatan pendapat teman lain saat kegiatan tanya jawab
|
||
3) memberikan bantuan
terhadap teman sesuai dengan kemampuannya terhadap teman lain yang
memiliki masalah
|
||
4) memberikan penghargaan pada
kegiatan diskusi saat teman lain menyelesaikan masalah
|
||
5) melakukan tanya jawab berkaitan
materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan
nilai kepedulian
|
D. Implementasi
Pendidikan Berkarakter Bangsa dalam Pelajaran Matematika
Pembelajaran matematika yang ‘kering nilai’ dapat
dikembangkan guru matematika dengan mengintegrasikan dan/atau menekankan pentingnya
nilai-nilai positif dari budaya dan karakter bangsa dalam kegiatan
pembelajaran. Sebagai contoh, guru dapat memulai dengan merencanakan proses
pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Nilai-nilai itu dapat diintegrasikan dalam rancangan kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, dan/atau tujuan pembelajaran.
Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter
bangsa dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut:
a.
Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi
(SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
b. Menggunakan
nilai-nilai budaya dan karakter yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan
KD dengan nilai dan indicator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;
c.
Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter itu ke dalam silabus;
d.
Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP;
e.
Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai;
f.
Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk
menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pendidikan karakter adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan
kesosialan, dengan tujuan membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia
yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik, serta
dapat mempengaruhi diri sendiri dan orang lain apabila diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan
guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha
Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi untuk: mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
Pendidikan karakter berfungsi untuk: mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
B.
Saran
Nilai – nilai pendidikan karakter seharusnya tidak hanya ada
di pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, namun secara tidak langsung pun kini
isi atau hakikat pendidikan karakter sudah terabsen hadir dalam mata pelajarann
yang lainnya. Guru diharapkan bisa dan mampu menerapkan pendidikan karakter itu
pada setiap mata pelajaran atau dalam kata lain menyisipkannya. Bukan hanya
dari pengimplementasiannya saja tapi dalam proses pembuatan Rencana Proses
Pembelajaranpun harus bisa di tuliskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Oszaer.R,
Notanubun.Z, Laurens.T, Tjiptabudy.J, Madubun.J, 2011. MODEL PENDIDIKAN
KARAKTER BERWAWASAN KEBANGSAAN DAN BERBASIS BUDAYA LOKAL. BADAN PENERBIT
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PATTIMURA (BPFP-UNPATTI), AMBON.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa Budaya. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar